Home

Sunday, June 10, 2018

KKN UGM 2017

(!WARNING!)
(LONG POST DETECTED)

Setelah dua tahun blog ini rehat, lebih tepatnya ga keurus sih, mimin is back! Kali ini mimin mau bahas KKN yang udah mimin jalanin tahun kemarin, tepatnya 10 Juni-4 Agustus 2017. Apa yang bakal diceritain sama mimin di bawah ini, merupakan hal-hal yang diketahui sama setim KKN dan tentunya juga hal-hal yang undercover, diketahui sama segelintir orang, atau bahkan cuma mimin sendiri yang tahu! Model tulisannya bakal seperti cerita-cerita mimin soal kehidupan kelas X, kelas XI, dan kelas XII semasa SMA. Nah pasti udah penasaran kaaaaan sama postingan ini?
Btw jangan lupa sama peringatan di atas itu ya! Soalnya postingan kali ini bakal beneran puanjaaangggg banget. Mungkin postingan ini bakal menguji seberapa tulenkah anda sebagai orang Indonesia. Kan orang Indonesia katanya males-malesan buat baca kan? Apalagi kalau ada tulisan yang puanjaangggg banget. Nah, pastinya gak terima kan sama stigma itu? Yuk kita baca postingan ini sampai akhir buat ngebuktiin kalo stigma itu memang cuma stigma doang! Wkwkwk macam clickbait aja yak. Padahal emang dibikin kayak gitu biar dibaca sampe selesai hehehe. Capeee cuy nulisnya. Sebenernya bisa dibuat beberapa part gitu juga sih postingan soal KKN ini. Tapi mimin pengennya kayak gini aja sih. Biar pada mabok bacanya hehehe. Gadeng, biar fokus aja di postingan ini maksudnya mimin kok. Okeee, langsung mulai aja ya ceritanya...

-prolog-
Unit 17T-JTG101 melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Desa Bugelan, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri. Desa Bugelan sendiri apabila dari Jogja dapat ditempuh dengan sepeda motor sekitar kurang lebihnya tiga sampai empat jam perjalanan, atau satu setengah jam sampai dua jam perjalanan dari pusat kota Wonogiri. Pokoknya kurang lebih 70-80 km dari Jogja. Lama cepatnya perjalanan, semua itu tergantung berbagai macam kondisi dalam perjalanan. Untuk mencapai desa, kita juga harus melalui hutan terlebih dahulu. Entah langsung lewat Wonogiri ataupun lewat Pacitan. Semua akses dari Wonogiri dan Pacitan pun sama-sama punya feel kayak roller coaster. Harus coba sendiri buat ngebuktiin pokoknya hehehe. Desa Bugelan bisa dibilang agak tinggi tempatnya. Hampir mencapai 1.000 mdpl. Sewaktu pelaksanaan KKN, suhu malam harinya pernah menyentuh 160C. Rata-rata suhunya mungkin sekitar 24-250C. Kalaupun lagi panas, rasa-rasanya gak pernah sampai 300C.
Sewaktu pelaksanaannya, proker KKN ada yang terbagi ke dalam empat subunit atau gampangannya empat dusun. Kebetulan juga Bugelan cuma ada empat dusun yaitu dusun Cabol, dusun Bugelan, dusun Setren, dan dusun Waru. Umumnya, KKN akan menempatkan mahasiswanya untuk tinggal selama 2 bulan berdasarkan subunit-nya. Rumah tinggalnya biasa disebut pondokan. Nah pondokan setiap subunit itu ya akan berada di subunit atau dusun itu juga. Jadi ada sekitar 7-8 peserta KKN di setiap dusun atau subunit. Tapi itu juga menyesuaikan keadaan lokasi KKN masing-masing. Ada temennya mimin yang pondokannya persis dengan aturan itu. Ada juga yang pondokannya ditempati dua subunit atau dusun. Nah kalau KKN Bugelan, pondokannya cuma dibagi laki-laki perempuan, dan ada di satu dusun. Bahkan kalau mau menggelindingkan badan dari pondokan cowok ke pondokan cewek ga sampe 1 menit udah nyampe juga. Jadi kalau kita ada proker subunit yang tentunya harus dilaksanakan di dusun masing-masing, kita harus berangkat ke sana dulu. Ya semua ada plus minusnya tentunya. Tapi di Bugelan mungkin sistem ini yang paling cocok biar komunikasinya lebih gampang ya, mengingat sangat terbatasnya sinyal provider HP, ekstrimnya geografis Bugelan, jarak antar dusun yang jauh-jauh, infrastruktur yang masih kurang layak dan sebagainya. Kita juga mempertimbangkan konsumsinya. Kebetulan juga karena di dekat pondokan cowok dan cewek ada warga yang bersedia memasakkan porsi 30 orang dan 3 kali setiap harinya, kami juga langsung sepakat buat menghuni dua pondokan saja. Apalagi rumah Bu Win, warga Bugelan yang memasakkan makanan kami setiap harinya, berada di depan pondokan cewek persis.
Gimana sudah ada sedikit tergambar belum rasa-rasanya KKN di Bugelan? Nah untuk lebih lanjutnya, gambaran KKN Bugelan mungkin bisa tergambar dengan pengenalan anggota KKN Bugelan di bawah ini. Mimin akan menceritakan satu persatu aib mereka. Engga deng. Cerita mereka ketika KKN di Bugelan maksudnya. Hehehe.

  1. Afifatul Bariroh
Kakak satu ini merupakan cewek yang paling senior di KKN Bugelan. Ndak salah kalau kormanit memanggil Afif di postingan ini dengan panggilan Kakak, karena memang blionya lebih senior daripada mimin. Padahal ngga pernah manggil kakak beneran sih ke Afif. Hingga KKN berakhir dan pasca-penarikan, Afif masih aktif di MB UGM setelah sebelumnya berposisi sebagai CG. Asli lahir di Desa Gambiranom (satu kecamatan dengan Desa Bugelan), membuat Afif menjadi tempat keluh kesah kami. Lebih tepatnya yang bisa direpotin sih hehehe. Mulai dari pos istirahat sebelum naik ke Bugelan, pinjem tikar, pinjem alat-alat makan minum, pinjem mobil, dan sebagainya. Afif juga ngerelain bawa naik dua sepeda motornya ke Bugelan. Tapi enggak dibawa langsung dua-duanya yak. Mau akrobat sist kalo langsung bawa dua motor sendiri? Oke abaikan lelucon receh yang tak lucu ini. Afif bahkan juga dititipin surat-surat perijinan, buat disebar sama Bapak-nya Afif. Jadi ga cuma Afifnya yang direpotin! Tapi Bapak Ibunya juga! Urusan surat itu juga bikin Afif nunggu setengah jam di pinggir jalan. Gara-garanya sang kormanit gak denger kalo ditelpon Afif. Gak denger itu juga berakar dari lupanya sang kormanit kalo udah janjian di jam yang dia tentuin.
Walaupun bisa direpotin dan digangguin, tapi mimin belum pernah sama sekali ke rumahnya Afif. Gak penting sih, tapi aneh aja masa gak pernah mampir ke rumah temen yang paling deket sama lokasi KKN. Fakta bahwa rumahnya dekat dengan lokasi KKN, ngebikin Afif sebagai anggota KKN yang paling rajin pulang ke rumah dan paling progresif masalah hati #eaaa. Alhamdulillah, sampe sekarang juga masih langgeng sama ehm-nya yang onoh hehehew. Ini mengherankan lho ya. Padahal dua orang ini beda subunit, eh tapi progressnya subhanallah banget. Kelanggengan ini seakan mendapatkan restu alam semesta dan orang tua (?). Buktinya, galon punya Afif dan dispenser punya ehem-nya, masih teronggok di kosan mimin. Tapi galonnya Afif udah mimin kembaliin 24 April kemarin. Tapi dispenser ehem-nya masih nyaman ajah di kosan mimin hehehw. Oh iya, cewek ini merupakan Ibu Kormasit Dusun Bugelan yang ngrangkap jadi seksi dokumentasi dan ngevlog-vlog gituh. Pengen liat vlog-nya? Cari aja sendiri yaw hehehe
Di KKN Bugelan terdapat legenda korban pemboncengan sang kormanit. Apakah itu? Nanti mungkin akan kalian temukan pada beberapa cerita personel di bawah. Afif merupakan salah satu dari segelintir orang yang selamat dari legenda itu. Kenapa bisa selamat? Soalnya memang bliyo belum pernah diboncengin sama sang kormanit. Tentu dia lebih milih bangetttt diboncengin sama ehem-nya dong. Soal bonceng membonceng, Afif pernah jatuh di Bugelan. Jadi ceritanya, dia mau ngajar TPA di masjid dusun Bugelan yang ke arah Gunung Besek. Kebetulan sebelum TPA, sempet turun hujan di sana.  Afif seperti biasa berangkat ke sana motoran gitu. Kalo ga salah sih dia naik motor varionya sendiri. Nah, karena emang jalan menuju Gunung Besek itu cenderung menurun, terus jalannya juga rabatan yang agak licin, emang udah rawan jatuh kalau gak hati-hati. Apalagi kalau udah lewat atau gak sengaja jalan di batu-batu tengahnya rabatan. Sang kormanit kalau lewat situ pasti menambah cerita legendanya. Afif yang melewati jalan itu ternyata sedang tidak bernasib baik. Dia kepeleset karena jalannya licin. Mungkin juga udah ngerem, tapi yang namanya jalan licin ya apa mau buat. Mimin aja taunya Afif jatuh keesokan harinya kalo ga salah. Dia yang keluar dari pondokan cewek kok ngerti-ngerti udah agak pincang jalannya. Ya mungkin itu konsekuensi dari KKN di tempat yang pelosok.

  1. Akrima Syahidah
Bicara soal hati, Akrima juga gak kalah sama Afif. Ya nggak sih? Hehehe walaupun sepertinya tidak menatap tahapan yang lebih serius, gosip-gosip Akrima dengan ehm-nya berseliweran di setiap agenda makan KKN Bugelan. Akrima yang rumahnya di belakang Bonbin Gembira Loka, berupaya menyelundupkan rekan-rekan KKN-nya untuk berekreasi bersama pasca-KKN. Entah berhasil atau tidak, ukhti yang satu ini tetap menjadi teladan bagi KKN Bugelan. Gimana enggak? Selalu rajin sholat di masjid, rajin mengaji, rajin mencuci baju, rajin bersih-bersih pondokan, dan segala kerajinan Akrima lainnya. Kurang teladan apa coba? Ga salah deh dengan reputasinya sebagai alumni SMAN 1 "Teladan" Yogyakarta. Akrima merupakan salah satu anggota KKN Bugelan yang baru membuat akun instagramnya ketika KKN berlangsung. Gak penting sih info ini hahaha. Tapi mungkin Akrima ingin mencoba mendepositkan memorinya ketika KKN melalui jejak digital yang dibuatnya melalui Instagram. BTW keliatan agak ilmiah gak? Hahaha. Akrima ini merupakan partner maut dari Nisa. Mau tau seberapa mautnya duet kedua ciwi ini? Cek di lapaknya Nisa yaw!
Akrima juga terkenal banget dengan suaranya yang merdu dan menghanyutkan. Widiwww. Di setiap kesempatan, Akrima selalu diandalkan untuk “mengobati” telinga-telinga para hadirin di acara-acara KKN. Misalnya, jadi sari tilawah pas malam nuzulul quran. Terus jadi pembawa acara di perpisahan KKN. Tandemnya Akrima di kesempatan yang sama, pasti selalu Faiz yang kebetulan juga bersuara merdu dan menghanyutkan. Kenapa mimin menyertakan kata “kebetulan”, yang sebenernya ngeganggu feel dari kalimat itu? Nanti bisa dicari tahu di lapaknya Faiz sendiri ya.
Sebagai mahasiswi eksakta, proker Akrima sangat populer di kalangan anak-anak sekolah Bugelan. Dia punya proker percobaan sains sederhana yang diberikan ke seluruh SD & SMP di Bugelan. Iya. Jadi Akrima sudah merasakan empat sekolah (yaitu 3 SD dan 1 SMP) yang tergolong paling terpelosok di Wonogiri. Mimin pernah ditunjukkin SK Dinas Pendidikan Wonogiri sama Pak Guru SD mana gitu. Hehehe sampe kelupaan. Pokoknya SD III Bugelan di dusun Waru itu paling terpelosok di Wonogiri. Terus ranking duanya SD II Bugelan di dusun Setren. Nah kalo SD I Bugelan sama SMPN 4 Satap Kismantoro, yang letaknya atas bawah, itu juga tergolong terpelosok soalnya masuk 10 besar atau 20 besar se-Wonogiri gitu. Btw istilahnya kayaknya juga bukan terpelosok sih. Masih kurang bagus aja penyebutannya. Kalo enggak bener-bener terpelosok, ya berarti Dinas nyebutinnya sekolah dengan akses tersulit, atau apa gitu. Ya intinya sama seperti itulah. Jadi, Akrima bikin dua percobaan yaitu gunung meletus sama roket air. Gunung meletus ya kayak gitu lah ya, pake soda kue, terus deterjen sama pewarna. Dia uji coba dulu sampe banyak banget pokoknya, dan alhamdulillah berhasil terus waktu main sama anak-anak sekolah. Kalo roket air dia juga uji coba beberapa kali, terus dibantuin juga sama Mas Alfi buat ngerakit roketnya. Roket air ini yang paling disenengin sama semua anak. Soalnya emang paling mencengangkan dan nyegerin. Ada air-air semprotannya gitu hehehe. Tapi pas mimin ikut di SD III Bugelan di Waru, roket airnya ga bisa terbang. Soalnya di botol roketnya ada yang bocor gitu. Beruntungnya anak-anaknya masih tetep bisa mainan sendiri sama roket air itu.
Akrima sewaktu KKN dua bulan itu megang urusan akomodasi, khususon masalah ransum makanan. Waduh, KKN-nya macam mau perang di hutan belantara ya min? Hutan belantaranya sih bener, tapi perangnya cuma mirip yak. Gak deng. Sama sekali enggak mirip. KKN di Bugelan bener-bener menyenangkan kok! Hehehe.. Buktinya bisa dilihat ke Akrima juga. Akrima udah pasti pusing waktu ngerancang menu makan selama dua bulan penuh dan mungkin bikin Bu Win, warga Bugelan yang bantu masakin makanan, ngelus dada dengan variasi makanan yang luar biasa variatif dan mungkin aneh-aneh. Tapi, dia bisa dibilang jadi orang yang paling deket sama Bu Win. Ya ga cuma paling deket gara-gara urusan makanan, Akrima juga sering ngerjain proker, ngenet-ngenet, nonton TV, bahkan bobok nyenyak di rumahnya Bu Win. Kalau ada barang-barang macam jaket, selimut, laptop, dan sebagainya, seingat mimin udah bisa dipastiin kalo itu barangnya Akrima. Mimin sering ikut-ikutan juga, tapi ga sampe nginep. Cowok yang lain juga ikutan. Pernah suatu malem jam dua belasan gitu, ada yang bikin mi rebus sendiri. Bu Win yang denger dari kamarnya, paginya ketawa ketiwi nebak siapa yang kira-kira malam-malam masak mi.

  1. Alfi Ria Rusdiyanto
Mas Alfi atau dipanggil Alfi oleh rekan-rekan yang lain ini sok-sokan menyaingi jiwa muda juniornya. Rahasia Mas Alfi ini mungkin cuma dipegang sama mimin doang. Ga penting-penting amat sih rahasianya. Intinya lelaki yang satu ini merupakan kakak kelas mimin di waktu SMA dan kemudian menjadi seangkatan dengan mimin setelah meninggalkan pacar studi satu tahunnya di Fak. Geografi untuk berpaling ke Teknik Kimia. Yah, ga jadi rahasia yak?  Tapi keputusan Mas Alfi buat pindah jurusan, bisa dibilang sebuah keputusan yang tepat dan benar-benar diniati. Buktinya dia kemudian ikut tim rancang mobil kimia yang rajin mewakili UGM berkompetisi di lomba-lomba mobil kimia. Dengan minatnya itu, dia terbang ke Aussie buat ikut lombanya. Dapet juara kah? Dapet kayaknya hehehe. Langsung nanya ke orangnya sendiri aja yaw.
Bergabungnya Mas Alfi ke KKN Bugelan merupakan sebuah kebetulan atau lebih bagusnya disebut sebagai sebuah kesempatan emas buat dia. Yes. Berlebihan yew. Karena sempat terjadi beberapa pergantian personil KKN Bugelan, yang baru bilang mau mundur di hari-hari sebelum pemilihan lokasi KKN. Dan kebetulannya Mas Alfi ini adalah salah satu personil barunya. Diawali dengan kekalangkabutan rekan-rekan KKN untuk mencari pengganti, disuatu hari Mas Alfi direkrut oleh Rendra, rekan satu prodinya, dan dianya mau. Mungkin juga Mas Alfi mengabdikan diri kepada daerah asalnya. Teman-temannya juga gabakal nyesel buat menerima Mas Alfi sebagai personel pengganti. Berkat keahliannya merancang mobil, tentu Mas Alfi jago dalam kelistrikan. Setidaknya ada proker KKN yang ada unsur penciptaan teknologi sederhana gitu. Keahliannya dalam hal listrik juga bisa dibilang sangat berharga buat temen-temen KKN-nya yang lain. Contohnya aja soal kabel rol semasa di pondokan. Hampir semua cowok kalo di pondokan pasti ngehidupin laptop. Tentunya, mereka butuh colokan buat ngisi baterai laptop. Gak Cuma laptop aja sih yang mereka colokin, tapi juga HP, power bank, speaker portabel, senter, dan lain-lainnya. Karena colokannya terbatas dengan 2.320.396 buah perangkat elektronik yang butuh dicolokin, mereka nekat buat nyolokin kabel rol, ke kabel rol lainnya. Kalo ga salah sekitaran empat sampe lima kabel rol disambung sama mereka. Mungkin panjangnya bisa nyampe ke Jogja sih. Ga deng, becanda kok. Cowok-cowok di pondokan tahu semua kalo colokan berantai kayak gitu bakal bikin kasus kebakaran. Nah, di suatu hari hal itu beneran terjadi. Kabel rol punya mimin itu tiba-tiba keluar bunga apinya. Si Faiz apa siapa gitu yang paling deket sama stop kontak di tembok, langsung lompat dan nyabut rangkaian kabel mahakarya kreativitas anak KKN Bugelan. Mimin yang melihat dengan mata kepala sendiri langsung menyambar kabel rolnya. Duh, kok ya rusak pas KKN gitu. Di bagian kabelnya udah kebakar dan ada bekas kebakar di kotak plastiknya. Sayang-sayang gimana gitu kalo mau dibuang. Eh tiba-tiba ada tangan yang mendekati mimin. Mau megang tangan mimin. Ga deng hahaha. Yang dipegang rol kabelnya. Di saat yang sama ada suara-suara dari atas. Terus ada musik “haaaaaaaaaa” yang di-play. Oke ini lebay, balik ke realita yak. Ternyata orang itu adalah Mas Alfi. Dia langsung menghidupkan kembali kabel rolnya mimin dari fase kematiannya. Habis itu, tentu rangkaian rol kabel beroperasi kembali. Tapi dengan tangan dinginnya Gimana, berguna Mas Alfi kan? Hehehe
Tapi kalo dipikir-pikir lagi, mungkin bliyonya juga tidak bakal nyesel buat nge-IYA-in ajakan Rendra buat gabung ke KKN Bugelan. Soalnya, dia kemudian menemukan tambatan hatinya. Ciye... Kenceng banget usahanya Mas Alfi buat ngerebut hatinya si doi. Mulai dari nyari bahan program bareng sama cengcengan-nya. Terus kalo cengcengan-nya mau pulang rumah, dianterin pulang. Terus pas penarikan juga ga mau pulang sama temen-temen KKN-nya yang lain, malah pulang sama cengcengan-nya walaupun kemudian pulang ke rumah masing-masing juga sih. Kesenangan itu sebenernya cuma bertahan beberapa jam doang. Soalnya ada kejadian yang tak diduga-duga pas temen-temen KKN pada balik Jogja. Pak DPL ternyata menyambut! Tentunya beliau hadir untuk memastikan bahwa semua anak-anak bimbingannya sampai kembali di Jogja dengan selamat sentosa. Respon temen-temennya gimana? Ya panik lah! Ga bisa nyari-nyari alasan deh di situasi itu. Apalagi si kormanitnya udah tercyduk duluan bawa motor ke Jogja. Iya, emang ga boleh bawa motor buat penerjunan dan penarikan dari Jogja ke lokasi KKN yang jaraknya lebih dari 30 km. Apalagi jarak UGM ke Bugelan itu hampir 80 km atau lebih dari dua kali lipat dari ketentuannya! Tapi si kormanit emang tetep nekat sih, kalo ga salah dia perlu bawa motor juga buat minta tanda tangan ke kecamatan sama dinas buat segala keperluan laporan administrasi KKN. Oke balik lagi cerita soal Mas Alfi yak. Jadi, selain Mas Alfi dan cengcengannya, Dita juga tercyduk di malam itu. Soalnya Dita nemenin kormanitnya mintain tanda tangan ke beberapa pejabat dan sekalian pulang ke Wonogiri langsung. Tapi sedihnya masih ada tanda tangan yang kecer kelupaan. Si kormanitnya keinget pas sholat Jumat dan bilang ke Dita. Mereka berdua lemes tentunya. Si kormanitpun harus sowan ke rumahnya Pak Camat buat minta tanda tangan beberapa hari setelah penarikan. Dasar si kormanit lupaan mulu orangnya. Pak DPL yang berhasil mencyduq empat orang itu, kemudian memutuskan buat mengadakan post-test di pagi harinya. Mau ga mau Mas Alfi, cengcengannya, dan Dita harus balik ke Jogja lagi. Yhaaaa bisa dibilang lagi dapet apes sih mereka. Jadi Dita di hari itu bisa dibilang dua kali lemesnya, pas dikasih tahu si kormanit kalo ada tanda tangan yang kelupaan dimintain dan harus pergi ke Jogja di pagi harinya buat post-test. Tunggu sebentar, ini cerita buat Mas Alfi apa Dita sih? Kok ending-nya malah nyeritain Dita? Udah lah yaw biarin aja.. Kayak ga tau si mimin kalo nulis kaya gimana hehehe.

  1. Annisa Nurbaiti Ayu Hastutitama
Nisa merupakan pendaftar terakhir kedua di oprec KKN Bugelan dan dialah yang terakhir bergabung menjadi keluarga KKN Bugelan dari proses oprec itu. Nisa yang bersuara emas ini menjadi vocal coach bagi KKN Bugelan Choir yang tampil perdana dan untuk terakhir kalinya di acara perpisahan KKN. Walaupun gak kayak Pitch Perfect, tapi anak-anak KKN tetep sukses membawakan akapela lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada bergema di sekitaran Balai Desa Bugelan. Setelahnya dia berhasil memperbaiki tingkat antusiasme warga atas bakat anak KKN dengan sumbangan suara emasnya menyanyikan lagu Anganku Anganmu, duet sama Ulfi. Duo Raisa-Isyana ala KKN Bugelan itu pun pada akhirnya mentah kembali di malam harinya, setelah trio Il Divo ala-ala menghancurkan antusiasme warga kembali setelah mereka menyanyikan lagu Tali K***ng. Udah ga hafal, kepedean nyanyi, ga nyampe nadanya, tapi tetep keras banget nyanyinya. Hancurlah sudah reputasi anak KKN soal bakat mereka. Pokoknya ga mau inget-inget lagi deh. Balik lagi bahas Nisa aja deh. Salah satu ciwi terajin di Bugelan ini sangat tekun dalam mencari TOGA-TOGA yang ada di Bugelan untuk dijadikan herbarium. Buat bikin herbarium itu dia sampe beli alkohol banyak banget. Tapi berkat kebutuhan itulah, mimin bisa sampe ke mall di Ponorogo buat ngebeliin alkohol. Lebay sih. Tapi sebenernya mimin milih ke mall, apalagi harus ke Ponorogo ada ceritanya. Temukan ceritanya di bawah yak! Lanjut lagi bahas soal Nisa deh. Ketekunan Nisa gak cuma pas bikin herbarium aja, tapi juga tercermin dalam bisnis hijab yang dimilikinya. Banyak banget yang order hijabnya, soalnya emang dia niat banget buat jualan. Nisa nyari sendiri bahan hijab yang mau dijualnya ke toko kain, terus motongin sendiri juga, bahkan jahitan di pinggir pun dia jahit sendiri. Naaaahh, tertarik beli kaaan hijab yang 100% handmade ini khaaaann? Nanti yang tertarik beli, komen aja di bawah biar langsung mimin hubungkan dengan Nisa. Hehehhe yang penting nanti komisinya jangan lupa. Oke lupakan itu, tapi jangan sampe lupa ya Nis! Hehehe... Sewaktu awal-awal pembentukan tim, kita juga pernah mendapatkan tawaran bisnisnya Nisa buat bantu-bantu ngumpulin uang KKN gitu. Tapi ga jadi sih, soalnya adiknya Nisa yang ngebantuin usahanya Nisa, di waktu itu mau UN.
Cewek Temanggung ini dapat dibilang menjadi korban perboncengan kormanitnya. Dia terpaksa menjadi korban pemboncengan kormanitnya karena pilihannya sendiri. Lha kok si Nisa mau-mau aja sih? Menurut analisis mimin, kemungkinan Nisa udah ga kesisaan motor lainnya hehehe. Dia bahkan sampe minta maaf ke kormanitnya, kalau mungkin dia bakal diem-diem aja kalo diboncengin. Waduh padahal si kormanit aja pendiemnya minta ampun. Kalo dibandingin sama batu di tengah hutan belantara gitu, batunya aja kalah pendiem. Ga deng. Mungkin si kormanit berusaha untuk fokus sewaktu mengemudikan motor. Jadinya dia diem biar bisa fokus ya mungkin. Bayangin aja kalo dia ngobrol-ngobrol gitu, tentu ga bakal fokus 100% sama motornya. Kalau ga fokus, terus kalian bisa nebak kan apa yang terjadi dengan kormanit dan motornya. Oke ga usah mimin perjelas ya hehehe. Tapi apa yang terjadi? Mereka berdua malah ngobrol-ngobrol ketawa-ketiwi bahkan sampai di Pacitan-nya! Luar biasa yak di perjalanan berangkat itu aman sentosa. Tapi si kormanit yang motornya paling depan mulai menjerumuskan Nisa sebagai korban pemboncengannya. Pertama si kormanit ngebikin kebablasan seluruh rombongan KKN. Jadi mereka mau ke Pantai Telengria di Pacitan gitu kan di minggu terakhir KKN, tapi si kormanit malah kebablasan hampir beberapa kilo di perbukitan deket pantai itu. Tapi masih lumayan sih nyasarnya udah di deket situ, daripada nyasar pas di jalan Bugelan-Pacitan yang belum pernah dilewati sama si kormanit. Kedua, si kormanit pas perjalanan balik ke Bugelan hampir terpeleset ketika melewati jalan Pacitan-Bugelan yang berlumpur karena habis kelongsoran. Tapi beruntungnya dengan doa yang dipanjatkan oleh Nisa, dua orang ini kemudian sampai di Pacitan dan Bugelan dengan selamat tanpa ada kekurangan sedikit pun. Padahal di perjalanan pulang, intensitas ngobrol mereka ngedrop banget kalo dibandingin sama perjalanan berangkat. Harusnya si kormanit malah fokus kan ya, tapi kok ya hampir kepeleset jatuh. Mungkin si kormanit sudah lelah setelah ber-dugong di pantai. Tapi tentu doa dari Nisa lebih makbul untuk keselamatan perjalanan mereka berdua. Jadi bisa dibilang Nisa bukan korban pemboncengan sang kormanit juga sih, tapi masuk dalam kategori “hampir jadi korban” hehehe.

  1. Ari Murti
Ari berdedikasi dalam program kehutanannya. Dedikasinya sangat mencerminkan gambaran alumni Fakultas Kehutanan UGM, seperti Pak J*W (bukan sebuah kampanye politik yew). Gak percaya kalo Ari berdedikasi? Coba dia disuruh cerita soal upaya mencari bibit pohon untuk pengendalian kera-kera naqal yang sering merusaq lahan pertanian Dusun Waru. Dia bersama mamasnya menerjang panasnya Jalan Solo-Jogja untuk ke Balai Besar DAS yang melewati wilayah Kabupaten Wonogiri, e sampai di sana malah ditolak mentah-mentah di menit awal kedatangannya. Kecewa? Ya tentu. Mimin yang diceritain juga gondok banget. Tapi kekecewaan Ari tidak menghentikan langkahnya. Ari kemudian mencoba mengirimkan proposal permohonan bibit ke Balai Besar DAS  di wilayah DIY yang tentunya sama sekali nggak ngurus bahkan mikirin daerah Bugelan. Tapi, semangat Ari diberkati oleh Allah SWT. Karena ketika Ari menyambangi kantor tersebut, keadannya berbeda 180 derajat. Baru masuk sudah disambut dengan senyuman dan respon yang sangat hangat. Bahkan kantor ini bersedia memberikan bibit. Namun, seakan kera-kera naqal di Waru sudah melakukan ritual tersendiri, upaya yang dilakukan Ari menemui halangan lagi. Halangannya adalah jauhnya lokasi pembibitan dengan Bugelan, yang sangat menyedihkan bila mengingat tipisnya anggaran tim.
Meskipun pada akhirnya kera-kera naqal tidaq dapat ditangani. Ari tetap berdedikasi di program lainnya, seperti memilih langsung bunga-bunga dan tanaman hias untuk penghijauan sekolah-sekolah di Bugelan. Rintangan yang dihadapi Ari di awal-awal, kemudian baru berbuah manis dan ranum di belakangnya. Seperti, dengan digratiskannya biaya pengiriman pesanan tanaman penghijauan tersebut dari lokasi penjualnya. Padahal, jaraknya tempuhnya memakan waktu sekitar 45 menit lebih dan harus melewati jalan menuju Bugelan yang kerusakan dan keekstrimannya (bila diukur dengan skala 1-100) berkisar pada skala 99714679357. Ari juga menjadi salah satu korban pemboncengan sang kormanit. Habis diperiksakan ke Dokter Totok karena dia ada gejala tifus gitu, di tanjakan dekat kuburan Ngroto, ada ayam nyebrang tanpa liat dan bikin kaget si kormanit. Dengan ketidaksiapsiagaan sang kormanit, motornya kemudian spontan langsung mati macet karena ga sempet ngopling. Ari yang sakit, kemudian langsung sembuh sambil teriak-teriak “e e e ee  piye iki”. Ari yang tanya apa dia perlu turun, ditolak sama sang kormanit. Cih, gengsi amat si kormanit. Ini anak orang lho ya. Tapi alhamdulillahnya tidak terjadi hal yang buruk. Hanya agak rekoso buat menaiki tanjakan itu, yang baru mencapai setengahnya.
Setelah sampai pondokan, tentu Ari lemes lagi. Soalnya udah mengalami pemboncengan sang kormanit hehehe. Mimin inget si Ari diperiksain ke Dokter Totok itu di hari Sabtu. Nah, kemudian keesokan harinya atau di hari Minggu, si kormanit tiba-tiba manggil Mas Harris. Jadi emang sewaktu nganterin Ari ke dr. Totok, Mas Harris juga ikut nganterin Ari dan yang masuk ke ruangan dokter ya Mas Harris ini. Si Kormanit bilang, “Mas kemarin habis berapa?” Terus Mas Harris jawab, “Lho bukannya kamu yang bayar ya?” Nah dari sini sudah bisa ditebak kan gimana jalan percakapan mereka berdua? Karena miskomunikasi itulah mungkin sang kormanit harus mengalami tragedi bersama Ari ketika harus mengarungi tanjakan Ngroto, yang udah diceritain tadi.

  1. Ayu Tika Pravindias
Apabila dikatakan anggota terakhir, Ayik bisa dikatakan kurang memenuhi kualifikasi tersebut. Kormanitnya ketika pertama kali mengetahui Ayik masuk di tim KKN, setelah bertemu dengan DPL-nya, langsung mengabarkan di grup KKN bahwa ada penyusup kepada rekan-rekan KKN Bugelan lainnya. Jahat ya wkwkw. Sebutan “penyusup” itu kemudian berlanjut hingga saat ini. Gadeng. Karena jasa-jasanya, Ayik kemudian dicabut status penyusupnya. Sebenernya satu jam setelah kabar itu, Ayik juga langsung menjadi bagian dari keluarga KKN Bugelan sih tanpa diskriminasi apapun. Eak. Cuma masih pada kelepasan juga manggil mahasiswi Hukum Perpajakan ini dengan sebutan penyusup hehehe. Gadeng becanda lagi kok. Beruntungnya juga, Okta salah satu mahasiswi Ilmu Hukum yang sudah tergabung terlebih dahulu sudah mengenal Ayik, dan tidak ada keluhan apa-apa terkait cewek Klaten ini. Menurut penginterogasian lebih lanjut yang dilakukan, Ayik memilih Wonogiri karena berdekatan dengan rumah saudaranya di Jatisrono dan relatif dekat dengan rumahnya di belakang Pabrik Gula Gondang, di Klaten. Usut punya usut, saudaranya ternyata rekan SMP-SMA kormanitnya, yang keduanya sama sekali tidak pernah ketemu saat saudaranya Ayik menjenguk Ayik di Bugelan.
Ayik ini punya memori spesial dengan kormanitnya. Dia dan kormanitnya pernah dua hari satu malam menghabiskan waktu berduaan tanpa teman-teman KKN lainnya. Luar biasa kan yah kormanitnya? Ga aneh-aneh si sebenernya. Si kormanit mau mengambil surat penarikan di kantor DPL-nya di UGM, dan Ayik juga mengurusi PKM di kampusnya. Terus mereka dititipin nyetak poster sama modul sama ambil spanduk. Tapi karena si kormanit lupaan orangnya, poster yang dicetak di Jogja malah ketinggalan di rumahnya. Akhirnya, temennya yang butuh poster itu harus nitip nyetak poster lagi di Ponorogo. Selain memori spesial itu, kormanitnya ternyata pernah “kecelakaan” dengan Ayik. Bukan sakit yang didapatnya, tapi malah malu minta ampun. Ayik yang habis balik dari mengurus PKM, dijemput kormanitnya di terminal Purwantoro. Baik banget coba kormanitnya mau jemput Ayik ya jauh-jauh dari Bugelan? Gak juga sih, kebetulan aja kormanitnya baru di Purwantoro dapet jatah nungguin Mas Harris yang terkapar di kliniknya dr. Totok. Singkat cerita, kormanitnya sudah sampai di pinggir jalan deket terminal Purwantoro. Dia melihat Ayik duduk di bangku kayu panjang sama seorang laki-laki paruh baya. Dengan pede-nya sang kormanit turun dari motor, menghampiri bapak itu terlebih dahulu dibandingkan menyambut kepulangan Ayik. Tidak hanya cukup dihampiri. Tetapi dengan ramah, sopan, dan polosnya cium tangan bapak itu. Kemudian Ayik naik motor dan si kormanit masih sempat menganggukkan kepala untuk menyampaikan salam perpisahan kepada bapak itu. Sontak Ayik tertawa tak henti-hentinya. Si kormanit kebingungan dan menyadiri bahwa bapak itu merupakan laki-laki random yang kebetulan saja duduk di samping Ayik. Bukan anggota keluarga Ayik, seperti sang kormanit bayangkan.
Cewek yang sebelumnya tergabung di KKN Aikmel ini menaruh rasa suka dengan Faiz. Mungkin temen-temen KKN yang baca ini bakal terkejodh hahaha. Buktinya adalah ketika Faiz ngomong “Shap bosque”, Ayik langsung ketawa ketiwi bahagia banget dan niruin apa yang diomongin Faiz “Shap bosque.” Cuma gitu doang sih sebenernya. Gosip yang gak mutu banget hahaha. Tapi emang Faiz sebenernya mau ngincer Ayik sih hahaha. Soalnya pas awal-awal ada kabar kalo Ayik bakal masuk di KKN Bugelan, si Faiz terima-terima aja misal Ayik  cantik. Nah kan, udah ada tanda-tanda dan Faiz mau-mau  aja nerima Ayik. Ciyeeeeee...

  1. Dita Dwi A. A. L.
Teman mimin semenjak SD hingga kuliah, karena literally satu sekolahan semenjak SD sampai kuliah juga. Meskipun cuma sekelas sama Dita di kelas 5-6 aja, tapi tetep kenal akrab sampe sekarang. Dita bisa dibilang partner maut kormanitnya untuk menghadap beberapa kantor pemerintahan di Wonogiri. Mulai dari menghadap pak Camat sebelum penerjunan, menghadap pak Sekcam setelah penarikan buat minta tandatangan LPK, dan juga menghadap ke Kantor Kesbangpolinmas buat minta tandatangan LPK juga. Kenangan mimin dengan Dita juga ada! Ga cuma kormanitnya yang bisa bikin kenangan! Mimin juga bisa! Btw sebelum beranjak ke kenangan, kok rasa-rasanya mimin kayak ga waras ya? Apa emang ga waras ya? Hahaha oke dicukupi saja ya soal ketidakwarasan mimin.
Kenangan mimin dengan Dita yang paling keinget dan ga mau diinget-inget lagi tentunya sewaktu survei ketiga ke Bugelan. Di waktu itu Dita ngebonceng sama mimin. Survei ketiga ini rencananya mau “kula nuwun” ke sekolah-sekolah di Bugelan. Sewaktu ngedatengin SMPN 4 Satap Kismantoro sama SD I Bugelan, masih santai lah. Soalnya emang deket banget dari Balai Desa Bugelan. Setelahnya kita mau ke SD II Bugelan. Baru mau niat aja udah deg-degan. Soalnya SD II Bugelan di Dusun Waru yang jalannya subhanallah ekstrim dan gak kurang layak buat disebut jalan sebenernya. Apalagi di survei sebelumnya sudah memakan korban yang nanti akan diceritakan di lapak anggota KKN yang lain. Ingin tau ceritanya? Coba scroll ke bawah ya! Jangan lupa lho! Nah, tapi setelah dikasih tau Bapak-Bapak di SD I Bugelan kalau SD II Bugelan lagi darmawisata, kemudian kita lega. Ga deng, maksudnya mengalihkan kulanuwun langsung ke SD III Bugelan yang ada di Dusun Setren. Awal-awal masih biasa ya jalannya. Gak ekstrim dan gak jelek-jelek banget. Lalu kemudian mulai masuk hutan pinus dan mulai berkelok-kelok naik turun mandjah. Bahkan ngelewatin jembatan yang hampir putus dan cuma bisa dilewatin satu jalur doang. Jangan ngebayangin jembatan yang guedhe kayak jembatan di kota-kota gitu yak. Ini jembatan penghubung antar dusun yang cuma muat dilewatin satu mobil doang. Terus rasanya kayak ga nyampe-nyampe.
Kemudian setelah beberapa waktu nyampe di pertigaan dan kita tanya ke Bapak-Bapak yang baru duduk di deket situ. Kita langsung ngikutin arahan Bapaknya. Dan kita di hadapkan dengan turunan yang curam banget. Lebih dari 45 derajat deh pokoknya. Turunan itu juga masih tatakan batu. Jadi sewaktu turun, mimin ga berani ngeboncengin Dita. Jadi kita turun sendiri-sendiri, tentunya motor dibawa turun sama mimin hehehe. Itu rasanya udah ga karuan-karuan deh. Dita sampe di bawah juga udah kesengal-sengal nafasnya. Temen-temen yang lain juga gitu. Lalu ga jauh kita sampe di SD-nya. Untung banget sampai di sana dikasih minuman, mungkin ada stok juga soalnya di SD lagi ada acara perpisahan gitu. Jadi kita kayak graduation ceremony crasher gitu lah. Hahaha gadeng. Kemudian kita pulang, tapi keadannya kebalikan sama tadi. Sekarang kita harus naik ke tanjakan yang tadi jadi turunan itu. Untungnya ga sampe jatoh, pokoknya mimin cuma doa sama ngegas motor aja dan sampe di atas dengan basah kuyub dari keringet dingin. Dita dan temen-temen lain yang jalan ke atas juga kesengal-sengal napasnya, tapi lebih ekstrim. Soalnya emang bener-bener lebih berat nanjaknya. Habis itu kita kemudian beli gorengan dan dibawa ke rumahnya Mbak Pur, sekalian kula nuwun mau makai tempatnya Mbak Pur buat jadi pondokan.
Udah itu aja min kenangannya? Oh enggak doooonggggg. Habis itu kita pulang, biasa lah kita harus gantian turun terjun bebas dari Bugelan ke Ngroto. Di tanjakan-turunan ekstrim Ngroto itu, kita jalannya pelan-pelan. Kebetulan Dita dan mimin posisinya di depan sendiri. Di belakang ada Ulfi sama Nia yang boncengan. Waktu turun di deket tikungan itu, kita disalip sama motor M*o yang ditumpangin sama Mbak-Mbak, adek-adek, dan Ibu-Ibu gitu. Mereka cenglu dan aku cuma ngebatin, “wah kalo orang sini mah udah biasa banget ya cenglu pake M*o terus nyalip truk di turunan curam.” Iya. Jadi kita jalan pelan-pelan selain karena kita takut sama turunannya, juga ada truk di depan kita. Mungkin di saat itu Dita enggak sempet ngebatin ya, dia tentu berdoa biar selamat sampai tujuan. Paling enggak bisa nyampe Ngroto yang paling bawah gitu. Beda banget ya, mimin masih sempet ngebatin-batin dibandingkan dengan Dita yang berdoa demi kepentingan bersama. Hmm. Baru beberapa detik setelah mimin ngebatin, kemudian terdengar teriakan perempuan. Mimin ngira itu suara dari Ulfi dan Nia yang ada di belakang mimin. Buat ngepastiin siapa yang teriak, mimin cuma bisa ngelirik dari spion. Soalnya kalo mau liat ke belakang, posisi masih di turunan curam. Dan tentu pas ngelirik ga keliatan apa-apa selain pohon-pohon. Mimin terus tanya ke Dita, siapa yang jatuh ke jurang. Iya. Jadi sebelah kanan jalan itu udah jurang dan sebelah kiri jalan itu lereng bukit. Dita ternyata juga gatau. Mimin tanya lagi apa yang jatuh itu Ulfi sama Nia. Ternyata enggak. Temen-temen yang di belakang juga pada heboh teriak-teriak ada yang jatuh. Mimin sama Dita langsung parkir di rumah warga yang masih di turunan itu. Dan nyamperin yang jatuh. Temen-temen yang dibelakang pada ngebilangin kalau yang jatuh itu ternyata M*o cenglu yang tadi. Mimin heboh gimana cara nolonginnya dari jurang. Ternyata mereka jatuhnya di tegalan di sebelah kiri jalan. Kita di situ hampir setengah jam lebih dan beruntungnya sudah ditolong sama warga sekitar situ. Gimana kenangannya?

  1. Dwi Apriliyani
Sering digoda oleh teman bahkan Pak Nasih (DPL), untuk menginovasikan produk olahan daun janggelan. Rekomendasi jenis produk olahan daun janggelan apabila dinomori, bisa mencapai angka 4967232355. Padahal sebelumnya Dwi juga sudah persiapan buat coba masak keripik daun janggelan ketika masih di Jogja. Kerasa ga nyambung ya? Emang hehehe... Lepas dari hal itu, Dwi yang mempunyai saudara kembar bernama Eka. Kakaknya itu hampir menjadi rekan mimin lho, kalau misalkan dulu mimin jadi kuliah di STIS atau sekarang bernama Polstat STIS. Jadi somehow nantinya Dwi juga bakal jadi saudaranya rekan mimin kan? Oke cukup rumit yah hubungan ini. Beralih dari bahasan yang rumit, kita coba bahas hal-hal yang berkesan aja yak. Dwi menjadi salah satu tuan rumah rapat KKN Bugelan, yang memang diagendakan untuk muter-muter bersilaturahmi ke rumah kawan-kawan di Jogja. Setidaknya selain Dwi, ada rumah Faiz, Ulfi, Dyah dan Okta yang diobrak-abrik oleh rekan KKN mereka. Ga deng. Maksudnya disambangi dan direpotin. Teteup adjaa yhaa intinyee. Silaturahmi di rumah Dwi merupakan hal yang paling memorable di rapat hari itu. Ya iyalah, wong rapatnya di rumah Dwi. Gak soal itu sih yang berkesan, tapi soal jamuan makanan yang luar biasa banyak dan enak-enak! Hahaha dasar ga tau malu. Padahal pas disedian dan tinggal milih-ambil, malu-malu ga karuan dan nolak-nolak. Tapi tetep abis kok yang udah dihidangkan. Haahha. Mau tau menunya apa aja? Buah-buahan kayak pisang dan jeruk, terus jajan pasar kayak kue-kue kukus, jajan-jajan kiloan, ada aqua gelas juga, dan ditutup dengan bakso! Mantabbb gak? Hahaha. Malu sendiri sih mimin sebenernya. Masa’ soal kayak gini aja hafal banget sampe sekarang.
Masalah makanan dengan Dwi juga ga berhenti sampe di situ. Ya, makanan lagi. Jadi habis Dwi pulang dari Jogja, Bapak Ibunya ngebeliin bakso buat dimakan bareng-bareng sama temen-temen KKN gitu. Dwi buat nempatin baksonya itu sampe minjem panci ke Bu Win. Itu mengindikasikan kalo baksonya emang sebanyak itu. Hmm pengamatan yang bagus. Tapi kurang beruntungnya, mimin ga dapet jatah. Mungkin karma dari rapat di rumahnya Dwi yang dulu ya. Jadinya ga dapet deh bakso dari ortunya Dwi.  Hehehe. Tapi jangan khawatir, mimin masih bisa nyemilin bihun sama mi kuning dari sisa baksonya tadi. Ya lumayan lah ya, buat anak KKN apa sih yang enggak hehehe. Emang gitu sih, liat makanan mateng dikit aja langsung disamber. Soal makanan dengan Dwi, si kormanit juga pernah mengalaminya dengan nganterin Dwi ambil snack di belakang Pasar Purwantoro pas Festival Bugelan. Ini biasa aja sih sebenernya. Ga ada acara melahap makanan soalnya. Nganterin temen bisa dibilang semacam rutinitas KKN yang mungkin juga dialamin sama 229.368.309.393.838 mahasiswa Indonesia lainnya yang udah pernah KKN. Tapi mungkin kalian yang baca bakal mulai keinget sesuatu. Pertama, ada kormanit. Kedua, ada nganterin. Yak. Iya betul itu. Apalagi kalo bukan korban pemboncengan sang kormanit. Tapi beruntungnya, Dwi tidak menjadi korban pemboncengan. Bahkan mereka berdua juga  berhasil melewati tanjakan terakhir sebelum masuk desa, yang licin kena lumpur plus jalan yang sebenernya bisa dibilang tatakan batu yang sudah dianggep jalan. Mungkin dulu masih bagus ya, tapi apalah arti KKN kalo tidak  menghadapi realita yang masih ada di sekitar kita? Widiw menghayati banget ya si hayati. Eh maksudnya mimin hehe. Si Dwi bisa selamat dari pemboncengan sang kormanit karena disuruh turun sama kormanitnya juga sih. Kalo ga mau turun ya mungkin bisa ditebak ceritanya akan seperti apa jadinya.

  1. Dyah Ayu Puspagarini
Dyah merupakan salah satu-satunya mahasiswa Teknik Fisika dari tiga mahasiswi Teknik Fisika pendaftar oprec Bugelan, yang beruntung untuk bergabung menjadi bagian dari KKN Bugelan. Entah benar-benar sebuah keuntungan atau sebuah kesengsaraan yang berusaha ditutup-tutupi oleh kormanitnya, tapi tentu pilihannya bergabung di KKN Bugelan merupakan sebuah keuntungan dan pengalaman manis yang tidak ingin dihapus dari memorinya. Sok-sokan main klaim ye. Calon insinyur fisika ini merupakan partner maut kormanitnya ketika ambil data kuesioner di dusun Waru dengan kondisi geografisnya yang luar biasa untuk menempa ketahanan fisik seseorang. Dyah dan kormanitnya mengarungi banyak kejadian dalam survei mereka. Mulai dari sok kenal sama Pak Thoyib, guru SD Negeri II Bugelan, yang tinggal di depan SD dan ternyata terungkap kalau beliau bukan Pak Thoyib. Kemudian sering disangka mau ngasih bantuan dan harus menjelaskan maksud survei yang dilakukan. Harus tega tetap melanjutkan pertanyaan-pertanyaan survei setelah mendapatkan cerita mengenai ketidakberuntungan nasib.
Soal hal yang memorable tentang Dyah, setidaknya ada dua yang harus mimin garis bawahi. Pertama, pas rapat di rumah Dyah. Mungkin gara-gara service yang luar biasa di rumah Dwi, kemudian membuat standar rapat KKN jadi tinggi. Budhe-nya Dyah kemudian juga ikut direpotin buat menjamu anak-anak kost biasa yang menyamar jadi teman KKN-nya Dyah yang motivasinya cuma ingin sarapan. Hahaha ga deng. Kita juga buat keributan di sekitar rumah Dyah, yang di depannya banget ada tempat praktik bidan. Kebetulan di tempat itu ada baby poolnya. Teman-teman KKN Dyah, dan termasuk mimin juga, yang gemesh sama dede baby dan tentunya ga pernah swimming swimming manjah di baby pool, malah pindah kampung nyamperin tempat itu. Geger dan rame sudah pasti. Untungnya debay ga nangis dan ibu-ibunya malah seneng disamperin anak-anak jaman old yang belum pernah dicemplungin ke baby pool di masa bayinya.
Kedua. Hal yang ingin digaris bawahi oleh mimin adalah soal pemboncengan sang kormanit? Bentar bentar, Dyah jadi korban pemboncengan si kormanit juga? Menurut mimin iya sih. Tadi kan udah diceritain kalo si kormanit dan Dyah itu satu sub unit di Dusun Waru dan jadi partner maut gitu, jadilah Dyah sering diboncengin sama si kormanit. Menurut mimin, Dyah juga jadi korban paket komplit dalam pemboncengan sang kormanit. Soal lompat turun motor dia udah pernah. Itu kejadian pas minggu pertama dan pertama kali ke Waru di masa KKN. Di tanjakan ekstrim yang legendaris itulah Dyah pernah lompat dari motor sang kormanit dan ngebantuin dorong motornya biar ga jatuh dan kuat nanjak. Terus si Dyah juga pernah dihadapkan pada kejadian mistis dan supranatural ketika diboncengin sang kormanit. Sampai sini udah kerasa “paket lengkap”-nya Dyah sebagai si korban kaaan? Soalnya secara lahiriah dan batiniah gitu bisa dikatain kalo dia tersiksa ketika dibonceng sang kormanit.
Jadi kejadian yang ini itu terjadi setelah rombongan Waru habis ambil data kuesioner dan ngajar TPA. Udah pasti banget kalau ngajar TPA dan ambil data kuesioner itu bakal pulang di atas jam 5-an. Apalagi setelah rombongan Waru ga berani lagi langsung naik lewat Dusun Bugelan yang harus menghadapi tanjakan ekstrim, mereka memilih muter ke bawah lewat 6 desa lain. Jadi selisih waktunya itu 15 menit dibanding 1 jam. Yha demi keamanan dan keselamatan rombongan lah ya. Jadi waktu itu udah mau masuk Maghrib dan kita berani banget lewat hutan. Mungkin gara-gara ada pawangnya kali ya kita tenang-tenang ajah. Masuk hutan udah agak merinding-merinding. Makin masuk tetep masih merinding. Oke bagian ini ga penting. Habis itu di tengah-tengah hutan kita harus ngelewatin semacam petilasan yang ada pohon beringin besar dan ada makamnya juga gitu. Biasanya disebut petilasan Mbah Gombong. Waktu lewat situ si kormanit ngeliat ada api kayak yang ada di obor-obor gitu dan juga kayak ada sorot cahaya yang dateng dari mata makhluk hidup. Merindingnya itu sorotnya itu kayak gerak. Seketika si kormanit ngegas motornya biar cepet-cepet ngejauh. Tapi yang ngegas ga cuma si kormanit doang. Tiga motor temen-temennya yang posisinya ada di depan si kormanit juga ikut ngegas. Kebetulan pas itu kormanit jadi motor kedua dari belakang dan di belakang sendiri ada temen “pawang” hehehe. Tapi sialnya di waktu mereka ngegas bareng-bareng itu, sang temen “pawang” malah ngegas lebih kenceng dan nyalip keempat motor di depannya. Dan apa endingnya? Si kormanit dan Dyah yang berupaya menghindar dari makhluk atau entah itu apa tadi, menjadi motor yang ada di paling belakang. Gimana coba kalau mereka berdua diterkam makhluk yang mungkin macan yang konon kata warga masih berkeliaran di hutan situ dan katanya juga habis beranak? Gimana kalau itu ternyata macan jadi-jadian yang sengaja udah ngincer anak-anak KKN yang polos tak berdosa inih?
Setelah ngebut dengan kecepatan 13.323.935 km/jam, kita sampai di pondokan dan semua langsung pada mencurahkan isi hatinya setelah berjumpa dengan entah apa itu tadi. Tapi dengan polosnya Dyah berkata, “tadi ada apa tooooooooooooo?”. Eng ing eng. Si kormanit nyadar kalau Dyah “beruntungnya” tidak melihat kejadian tadi. Beruntung sekali yah. Si kormanit setidaknya gak tambah panik untuk segera menyelamatkan dirinya dan anak orang hehe. Ternyata, setelah masuk sedikit dari hutan beberapa motor di depan juga sempat melihat ada orang di pinggir jalan hutan yang sedang ngga tau ngapain di waktu yang kurang pas juga buat nyari rumput atau melakukan hal apapun di hutan. Hmm. Pada posisi itu, mungkin kalian takjub, kok bisa-bisanya pemboncengan si kormanit sukses dalam keadaan hutan yang gelap gulita, menjumpai makhluk yang entah beneran hidup di dunia ini atau tidak, dan berkendara di jalan Bugelan-Ngroto, utamanya di hutan, yang berkelak-kelok naik turun dan diapit oleh jurang juga. Mungkin berkat kesholihahan Dyah. Lagi-lagi keselamatan sang kormanit dan orang yang diboncengnya, berasal dari berkah temen yang diboncengin oleh si kormanit yah hehe.

  1. Ekaputra Abdinegara
Mau diakui atau tidak, Pak dr. “yang baru Mei 2018 kemarin diambil sumpahnya” Eka ini merupakan orang tertua di Tim KKN Bugelan. Mas Eka mungkin bila diamati dari kesehariannya, mungkin bisa dianggap bukan orang Indonesia atau wong Jowo lan Ngayogyakarta Hadiningrat cabang Godean. Gimana enggak? Biasanya wong Jowo kalau makan tidak pakai nasi, dianggap belum makan. Kalau Mas Eka ini belum makan kalau belum makan mi, utamanya mi ayam yang kalo bisa, ada baksonya juga. Mungkin perbandingan mi dan nasi yang dimakan Mas Eka adalah sekitar 3383175 : 1. Mas Eka merupakan salah satu dari dua bandar kartu remi di KKN Bugelan. Dia mempraktekkan dan menyebarkan permainan “Sin Heart”, udah lupa sih kayak gimana permainannya. Tapi pokoknya seru!
Hubungan mas Eka dan sang kormanit sebenernya bisa dikatakan manis-manis pahit gimana gitu. Bisa dikatakan manis karena mereka harmonis sebagai Kormanit dan Kormasit, sebagaimana Mas Eka menjadi Kormasit di Dusun Setren. Sang kormanit juga setia mengupayakan kesehatan Mas Eka dengan membawanya ke dr. Totok ketika mamas yang hampir bergelar dr. ini mulai bergejala sakit yang memerlukan rawat inap. Yak, pak dokter ini harus dirawat inap. Sebenernya gak cuma calon dokter ini yang ambruk ketika KKN, tapi calon dokter yang satunya juga ambruk duluan dan dirawat inap juga. Penasaran khaaan gimana ceritanya? Coba aja scroll ke bawah yak. Jadi kesimpulan awalnya, seluruh dokter pejuang KKN di Bugelan ini terpaksa memperjuangkan kesehatan diri mereka dulu.
Sedangkan kepahitannya mungkin sudah bisa kalian tebak. Apa hal yang berkaitan dengan kormanit? Utamanya yang melibatkan orang lain? Yak! Perboncengan maut! Sekiranya mas Eka merupakan korban pemboncengan sang kormanit yang dapat dikatakan paling menderita. Setau mimin, setidaknya mas Eka pernah dua kali merasakan indahnya gaya gravitasi bersama sang kormanit. Sebenernya ga ada indah-indahnya juga sih. Pertama, kejadiannya sehabis Mas Eka dibolehin pulang dari rumah sakit. Jadi orang tuanya cuma bisa nganterin sampe Pasar Purwantoro. Kebetulan si kormanit sedang gabut dan bisa ngejemput. Tak disangka barang bawaannya Mas Eka sebanyak itu. Jadi di samping kiri kanan bawah atas motornya si kormanit, bercentelanlah barang-barang itu. GA deng hehe. Pokoknya semua tempat yang bisa dicentelin keiisi dan masih bisa jalan. Mas Eka yang habis sakit itupun juga ngebawa barang-barangnya. Sial tak dapat ditolak. Mereka berdua terpeleset di jalan longsor perbatasan Kismantoro-Purwantoro. Beruntungnya si kormanit masih sempet ngejangkah, jadi ga sampe merasakan batu-batuan di jalan longsor itu. Beruntungnya juga mereka ditolong sama orang-orang yang lewat. Mungkin mereka pada ngebatin, ini orang mau nyoba atraksi yak? Bawa barang banyak bettt dan masih berani lewat jalan longsor.
Kedua, adalah kepeleset lagi ketika mau beli bakso. Ini beberapa minggu sebelum penarikan kejadiannya. Jadi beberapa cowok-cowok turun ke Purwantoro buat beli kalsium yang mau dipake ngebikin garis lapangan. Itu buat acara lomba warga desa gitu sebelum perpisahan KKN. Jadi si kormanit dan Mas Eka berboncengan lagi ceritanya. Mereka berdua sampai di Purwantoro dengan selamat sentosa. Tapi di toko bangunan, tempat buat beli kalsium, Mas Eka udah bilang kalo badannya udah agak ga enak. Karena cowok-cowok ini udah rencana buat jajan bakso sebelum balik lagi ke atas, ya tentu mereka langsung cabut aja ke warung baksonya. Oke terus gimana kronologis pemboncengan si kormanit? Jadi gini.. Mereka udah sampe di depan warung bakso, mau parkir gitu. Kebetulan juga jalan Purwantoro-Kismantoro habis ada proyek perbaikan buat menyambut arus mudik-balik gitu. Jadi jalannya masih ada bekas-bekas materialnya. Tapi sepengamatan mimin, entah kenapa model pengerjaan perbaikan jalannya itu ga kayak biasanya. Ya harap maklum, bukan anak teknik sipil yak. Mungkin juga modelnya mengikuti tipe tanah dan geografis sekitar situ juga, atau modelnya sekarang kayak gitu, mimin gatau juga. Jadi aspal yang dikucurin di atas batu-batu dan pasir itu, ditutupin lagi batu kerikil sama pasir. Nah, warung baksonya itu ada di pinggir jalan itu, dan batu kerikil sama pasirnya engga pindah-pindah juga. Di saat itulah si kormanit yang hendak parkir, tergelincyirr, terperosok, dan jatuh. Mas Eka yang sedang dalam fase awal tak enak badan pun juga ikut jatuh. Duh kasian bet yak. Biasanya yang Mas Eka lahap makan berporsi-porsi bakso / mi ayam, malah kehilangan selera makan. Makanan pesenannya pun ga habis dimakan sama Mas Eka. Sampe di Bugelan pun Mas Eka kedinginan, sepanjang perjalanan juga sih, dan tambah pusing, plus kerasa mual-mual. Padahal masih siang banget. Kalo pake tren medsos saat ini mungkin bisa diringkas pake satu pernyataan. “Wah Mas Eka sakit pasti gara-gara si Kormanit neh! Mas Eka jatuhnya juga gara-gara si Kormanit kan! Kormanit-er mana ngerti beginian!” Paham khaan tren medsos yang mana? Hehee oke sudahlah kita jauhi tren medsos yang tak berfaeda itu dan lebih baik menyinyiri si kormanit. Samaa ajeeee.
Tapi mimin punya teori lain sih soal kenapa kepahitan hubungan si Kormanit dan Mas Eka bisa terjalin. Teori itu adalah Mas Eka juga punya kecenderungan suka jatuh! Siapa temen KKN-nya Mas Eka yang suka jatuh? Ya si kormanitnya. Hehehehe. Jadi Mas Eka itu pernah jatuh dari sepeda motor dua kali sehari dengan orang yang diboncengnya. Peristiwa ini terjadi ketika survei KKN yang kedua.  Seminggu itu seinget mimin emang hujan udah merata dan sering banget turun. Nah cerita soal jalan di Bugelan kan udah mimin ceritain kan, dan di waktu survei itu ada jalan yang penuh lumpur dan batu-batu. Satu dua sepeda motor masih aman lewat jalab itu. Lah ini Mas Eka yang lagi ngeboncengin Yanti tiba-tiba kepeleset dan agak bermandi lumpur. Ga cuma itu aja, padel motornya Mas Eka yang sebelah kanan juga bengkok dan ga bisa buat ngerem. Panik lah kita dan tentu utamanya si kormanit. Tapi mengejutkannya Muh, pak calon dokter gigi, malah yang berhasil memperbaikinya. Sampe rumah Pak Kades, Mas Eka sama Yanti ditanyain apa ada yang lecet-lecet apa gimana. Beruntungnya ndak ada, cuma agak sakit memar-memar dikit. Habis istirahat dikit kita langsung minta dianter Pak Kades ke dusun Waru. Singkat cerita, kayak yang udah diceritain di ceritanya Dita, Mas Eka dan Yanti jatuh lagi. Hmm semakin mengerucut dan valid kah teorinya mimin? Hehhe

  1. Erman Satya Nugraha
Salah satu dari dua calon dokter hewan di KKN Bugelan ini, pernah berani untuk memulai percikan drama dengan kormanitnya. Hal itu dilakukannya dengan mengucurkan cat putih ke sekujur tubuh kormanitnya. Bukannya minta maaf yang terucap, tapi dia malah memarahi kormanitnya. Katanya sang kormanit-lah yang salah, karena tidak segera berpindah ketika terkena cat. Padahal di waktu yang sama, kormanitnya sedang jongkok-jongkok mandjah mencabuti rumput-rumput liar di dekat Erman. Kemarahan Erman itu sebenarnya beralasan. Dia merupakan salah satu korban keganasan kondisi infrastruktur Bugelan. Hal itu terjadi ketika dia jatuh ke tegalan bersama Luthfi yang diboncengkannya, setelah terperosok dari jalan yang rusak. Beruntungnya ada banyak jerami yang ada di tegalan itu, sehingga tidak mendapatkan luka yang serius banget. Tapi berkat kejadian ini, sang kormanit tega dikick dari grup Line “Klaster Agro” oleh Afif. Hal itu beralasan kuat. Kormanit yang heri (baca: heboh sendiri) tentu malah bisa membuat keributan di pondokan bahkan satu desa atas kejadian itu. Walaupun si kormanit marah-marah di akhir, tapi setidaknya keributan besar tidak tercipta dengan keputusan Afif. Jadi hubungannya gimana? Ya mungkin melampiaskan gitu yak. Tapi kayaknya dia emang nyinyir sama kormanitnya. Untungnya aja si kormanit gak membalas dendam dengan mengguyurkan minyak kayu putih, soalnya dia agak pusing-pusing gitu kalo ngisep bau-bauan minyak kayu putih. Terlepas dari itu, dia selalu memojokkan kormanitnya yang katanya tidak pernah ikut proker klaster agro. Utamanya yang dia nyinyirin itu soal proker yang ngublek-ublek kotoran sapi buat jadi pupuk. Padahal kormanitnya kan juga akhirnya ngublek-ublek kotoran sapi pas ke Waru sama ciwi-ciwi agro ketika temen-temen yang lain pada sibuk di hari Jumat terakhir sebelum penarikan. Eh itu katul apa kotoran sapi ya? Hehehe mimin ga ikut-ikut deh.
Cowok Kudus ini bisa dibilang anak KKN yang paling persiapan buat KKN di pondokan cowok. Soal akomodasinya dia udah siap dengan bantal tiup dan sleeping bag. Dengan kesiapannya itu, dia bisa bertahan untuk adaptasi lingkungan Bugelan di hari-hari awal. Saat temen-temennya yang lain masih kedinginan setengah pingsan waktu tidur, dia yang paling keliatan baik-baik aja. Gak lama setelah kenyataan itu temen-temennya yang lain mulai pada beli sleeping bag. Kalo ga salah pada beli di Purwantoro. Erman yang sangat mencintai fotografi, tentunya jadi salah satu fotografer di tim KKN Bugelan. Ga cuma soal akomodasi yang disiapkan dengan matang oleh Erman, alat-alat penunjangnya untuk foto-foto juga dia lengkapi. Mulai dari kuas pembersih, alat peniup pembersih, terus bawa lensa model apa gitu beserta tempat pelindungnya, dan sebagainya. Erman juga rajin banget ngebersihin kameranya pake alat-alat yang udah dibawanya itu. Kayaknya hampir tiap pagi udah jadi rutinitasnya dia.
Di samping itu, Erman juga jadi guru karawitan buat murid SMPN 4 Satap Kismantoro dan juga temen-temennya KKN. Dia ngajar murid SMP memang buat prokernya dia. Sedangkan kalo ngajar temen-temennya KKN, itu buat persiapan persembahan sewaktu Festival Bugelan atau acara pamitan nantinya. Mulai seminggu-dua minggu sebelum acara itu, mereka udah mulai latihan. Tapi karena susah ngatur waktu latihan dengan padatnya jadwal proker masing-masing, tim karawitan KKN kemudian latihan di malam hari habis Isya. Latihannya pun di SMP, soalnya gamelan yang paling deket dari pondokan ya di situ. Mendekati hari H, gamelan mulai diangkutin ke balai desa, tapi gamelannya pinjem di deket rumahnya Pak Kades. Erman pun memandori pemindahan gamelan itu. Temen-temen yang ikutan mindah, termasuk mimin, suka kegirangan pas mindah gamelan. Alesannya gara-gara bisa naik bak di mobil bak-nya desa. Bisa menikmati hembusan angin dinginnya Bugelan dan menikmati jalan di Bugelan yang ngebuat entrok-entrokan yang naik mobil termasuk gamelannya. Hasil dari latihan mereka tentunya bagus banget. Mimin acungin jempol deh pokoknya buat gending yang mereka bawain. Warga yang liat Festival Bugelan dan juga Bapak-Bapak perangkat desa juga bangga banget tim karawitan bisa menampilkan budaya Jawa pas pelaksanaan KKN.

  1. Luthfin Mahamida
Mas Luthfin yang seharusnya tidak kupanggil mas ini merupakan senior ketiga atau senior paling junior(?) setelah Mas Eka dan Mas Harris, yang otomatis menyisakan 27 anggota KKN Bugelan lainnya dari angkatan 2014 (walaupun ada angkatan 2014 yang ruwet juga kalo dijelasin asal-usulnya hehe). Seperti yang sudah dijelaskan di atas, mas yang satu ini merupakan bandar kartu remi selain Mas Eka di KKN Bugelan. Bliyo merupakan bandar “patlikuran” atau 24. Sebuah permainan kartu remi yang sangat intelektuil. Beneran, ga becanda sama sekali. Singkatnya, permainan ini akan dimulai dengan empat buah kartu yang diambil secara acak dari tumpukan kartu. Kemudian setiap pemainnya harus mengetahui bagaimana operasi matematika untuk menunjukkan hasil sejumlah 24 dari empat angka kartu itu. Siapa yang terakhir tidak dapat mengakui dirinya telah menemukan operasi matematika itu, dialah yang kalah. Tapi kekalahannya bisa jadi sementara. Karena, dia akan diberi kesempatan untuk men-challenge orang yang dicurigainya hanya ngaku-ngaku kalau udah tau gimana menemukan hasil 24 dari empat angka kartu itu. Kalau orang yang ditunjukkan benar-benar clueless alias ngaku bisa “ngejumlahin” di awal, berarti pemain terakhir itu memberikan status kalah kepada sang cheater. Tapi, kalau orang yang ditunjuk bener-bener tau, ya si pemain terakhir akan tetap kalah. Biasanya kalau kalah cuma disuruh ngocok kartu aja sih. Jadi fun-fun aja mainnya. Patlikuran bisa dikatakan sangat inklusif, karena ciwi-ciwi juga sangat tertarik dengannya. Nisa seinget mimin merupakan salah satu ciwi yang menjadi kuda hitam dalam patlikuran ini. Bahkan, patlikuran juga menjadi pertaruhan bagi asal jurusan atau klaster pemainnya. Bayangin aja, permainan patlikuran ini sangat dekat dengan keseharian mahasiswa klaster sains dan teknologi, karena pada dasarnya kita harus menjumlah, mengurangi, mengkalikan, membagi, bahkan menggabung-gabungkan operasi-operasi matematika itu, bahkan juga memakai akar dan logaritma jika memungkinkan. Kalau sudah begini, harkat markabat anak saintek akan sangat dipertaruhkan. Mungkin kalau kalah sama anak agro atau medika masih gapapa lah ya, sama-sama masih ngitung-ngitung. Lha kalo kalahnya sama anak Soshum yang bisa dibilang dalam setahun pemakaian itung-itungannya bisa diitung dengan jari-jari yang ada di satu telapak tangan gitu gimana?
Selain sebagai bandar kartu remi, banyak banget hal yang identik dengan Mas Luthfin. Sewaktu Mas Luthfin daftar oprec tim pengusul KKN Bugelan, salah satu pertimbangan bliyonya diterima adalah diproyeksikannya bliyo untuk menjadi orang yang bisa membantu berbaurnya tim KKN dengan warga. Hal ini tentu berhasil dalam realitanya, mulai dari Mas Luthfin yang sangat berbaur dengan pemuda dan bapak-bapak di sekitar pondokan. Acara KKN juga berhasil dikolaborasikan sama warga dengan inisatif Mas Luthfin. Kayak lomba sepak bola dan olahraga lainnya gitu pokoknya. Luar biasa deh intinya. Si kormanit tentunya bakal merasa lega dengan adanya Mas Luthfin, soalnya emang si kormanit cenderung introvert dan socially awkward. Lebih lanjutnya, Mas Luthfin malahan juga sempat berguru ilmu pedalangan.
Berkaitan ilmu pedalangan juga, Mas Luthfin ini juga bisa dibilang mempunyai kemampuan yang lebih dari teman-temannya. Semacam kemampuan supranatural? Indera keenam? Yah semacam itulah. Tak heran apabila bliyonya ini menjadi orang yang pertama kali berani melewati hutan untuk ijin pulang ke rumahnya di Ponorogo. Perhatian kita gak Cuma lewat hutannya aja, tapi dia juga berani lewat di malam-malam! Habis Isya dan juga habis hujan deres banget. Jelaslah hujan di Bugelan bakal ngundang kabut tebel. Alhamdulillah tidak ada apa-apa yang terjadi sama Mas Luthfin dan yang ada adalah motivasinya kepada teman-teman untuk tidak takut melewati hutan di Bugelan. Apalagi di malam itu, dia juga harus melewati hutan di dekat rumahnya. Berkat motivasi dan pendampingan dari Mas Luthfin inilah peristiwa yang terjadi di ceritanya Dyah juga terjadi hahahaha. Penasaran atau kelewatan ga baca soal ini? Langsung cek ke lapaknya Dyah lagi aja yak!

  1. Muhammad Faiz Mudhoffar
Ketua Rohis SMAN 5 Yogyakarta di eranya ini sangat sholeh, sering mengingatkan sholat kepada rekan-rekan lainnya, termasuk juga Mas Eka sebagai top-priority. Kesholehannya ini tidak menghambat Faiz untuk rutin menonton penyanyi dangdut favoritnya, Mbak TK. Selain menonton, Faiz juga menyebarluaskan virus-virus cinta Mbak TK, yang membuat Mbak TK sebagai penyanyi dangdut nomor wahid seantero anak KKN Bugelan. Bapak satu ini juga merangkap jabatan sebagai Sekretaris Unit. Di gathering keliling pertama dirumahnya, Faiz mencatat serba-serbi kepribadian anggota. Walopun habis itu kelupaan buat dibuka-buka lagi, tapi setidaknya bisa jadi aib terselubung lah ya hehhe. Faiz di suatu malam pernah ngelindur dan menyebutkan nama seseorang anggota KKN Bugelan sebanyak 4 kali. Cowok-cowok yang berada di pondokan pun sontak heboh dan ngikik-ngikik sendiri. Ndilalahnya orang yang disebut Faiz itu, beberapa menit kemudian hadir di pondokan cowok. Unch. Co cwit yaw.
Semangat Faiz untuk KKN di Wonogiri salah satunya didorong oleh hobinya untuk mengeksplorasi kuliner khas suatu daerah, khususnya mi ayam dan bakso asli Wonogiri yang memang sudah terkenal seantero jagad raya. Kecintaannya terhadap mi ayam dan bakso Wonogiri pun sudah dia sampaikan kepada tiga teman pengusul KKN lainnya, di awal-awal pembentukan tim KKN Bugelan. Harapannya kemudian terwujud nyata ketika pra-survei ke Bugelan untuk pertama kali pada Januari 2017. Semalam sebelum pra-survei, Faiz sudah mengutarakan rencananya untuk jajan mi ayam. Sesampainya di Wonogiri, setelah hampir setengah hari sempat mblasuk di sebelah utara Klaten (tepatnya di kec. Tulung), Dinas PMD Kab. Wonogiri yang mengantarkan kami mentraktir mimin, Faiz, Vita, dan Fida ke Bakso Titoti. Tapi karena malu-malu dan tertekan dengan pilihan menu orang lain, Faiz terpaksa memilih bakso juga alih-alih memesan mie ayam bakso.
Fobia dengan makanan lain mungkin juga menyebabkan Faiz sangat memilih menu makanan bakso-mi ayam. Contohnya bisa diinget-inget ketika pengusul kumpul di rumah budhenya Ulfi buat ngejar deadline pengumpulan proposal lokasi KKN. Siangnya kita udah kelapiran gitu lah intinya, terus pada nyari makan. Faiz yang suka rela keluar buat ngebeliin makanan, terus langsung ke Pakualaman. Soalnya emang deket tempetnya dan juga banyak opsi makanan yang murah dan enak-enak. Faiz sendiri beli salah satu makanan yang terkenal di situ. Dia sampe di rumah Budhe-nya Ulfi langsung menyantap makanan itu dan tentunya bakal habis dalam 0,01393913 menit. Tapi tak diduga, dia malah ga sengaja kena duri di tenggorokanya. Dia udah panik-panik gitu. Mimin mau ngasih 2 ember air buat diminum sama Faiz, tapi dia lebih milih ngehabisin hampir satu wadah minuman sirup. Dia juga hampir ngehabisin satu kresek snack kiloan buat nyemil-nyemil sambil ngerjain proposal gitu sebenernya. Tapi ajaibnya enggak ketelen juga tulangnya, masih nyantol-nyantol nyatai gitu di tenggorokannya Faiz. Di titik ini temen-temen mulai pada ikut panik dan enggak bisa bercanda lagi, tapi masih bisa gojekan. Sama aja ye. Faiz udah mulai merah matanya, mungkin takut kalau ada apa-apa gitu. Tapi ga sampe nangis kok. Dia cuma terharu menitikkan air mata aja habis ngeliat temen-temennya kok gak nelen tulang juga. Budhe-nya Ulfi ternyata juga ikut tau kalau Faiz baru berjuang melawan tulang ikan di tenggorokannya. Itu gara-gara Faiz minta nasi juga sih ke Budhe-nya Ulfi hehehe.
Faiz bisa dibilang juga hampir menjadi korban pemboncengan sang kormanit. Hal itu terjadi ketika dia minta untuk diantar periksa mata ke Wonogiri kota. Jadinya Faiz ketika awal-awal KKN mata sebelah kirinya mulai membesar. Istilahnya kerennya bintilan. Eh itu keren ga sih? Enggak dong ya, penyakit sama sekali ga ada yang keren. Duh gimana sih min. Jadi dia dianter ke salah satu dokter mata yang ada di Wonogiri. Eh sampai sana ternyata ga buka praktek pagi. Terus mereka balik arah ke salah satu dokter mata yang kata kormanitnya baru tau kalau ada dokter mata di situ. Sebenernya mereka udah melebihi jam periksa, tapi sama resepsionis alhamdulillahnya masih dibolehin. Faiz kemudian dapat obat dan dikasih tahu beberapa perawatan buat matanya, kayak dikompres hangat, terus menghindari protein-protein gitu. Soalnya salah satu indikasinya bintilan itu kemungkinan gara-gara kelebihan protein. Kelihatan sih dari endut-endut gemeshnya Faiz hahahaha. Dia terus ngehindarin makanan berprotein gitu dan rikues ke Bu Win juga, yang kemudian bikin dia sedih soalnya jadi jarang makan bakso juga. Tapi bintilannya masih ada aja ga kempes-kempes. Pada akhirnya dia operasi kecil gitu di Jogja pake  kesempatan ijin KKN-nya. Alhamdulillahnya udah hilang bintilannya, tapi ya dia tetep mengompres mata, menghindari protein, dan segala rutinitas untuk menunjang kesehatan mata lainnya. Tapi berkat bintilnya itu, dia menjadi punya alasan buat jaga pondokan sepanjang hari tapi tetap bisa membela diri dengan mengerjakan proker pembuatan peta yang sesuai dengan ilmunya di Fakultas Geografi maupun secara khususnya prodi Pembangunan Wilayah yang menjadi naungan studinya. Jadi sebagai koordinator klaster Saintek, dia tetap bisa menjaga wibawanya meski dinyinyirin juga sesama teman seklaster.
Tunggu bentar... Terus gimana ceritanya Faiz hampir jadi korban pemboncengan sang kormanit. Jadi, sesampainya mereka di Sidoharjo, kebetulan baru ada perbaikan jalan gitu. Si kormanitnya udah pelan-pelan, tapi karena jalan baru diperbaiki dia harus lewat tanah-tanah di samping jalan. Eh tiba-tiba ada suara pletek-pletek gitu dari motornya si kormanit. Dianya langsung panik lah dan ngehentiin motornya. Faiz juga ikutan cemas dan beruntungnya Cuma ada kayak plastik-plastik ngegumpel yang masuk ke slebor sama ban. Jadi kayak ngegesek-gesek dan bersuara pletek-pletek. Ya itulah nyaris jadinya Faiz jadi korban pemboncengan sang kormanit. Tampaknya setelah hari itu dia kapok dibonceng lagi sama si kormanit hehehe.

  1. Muhammad Syaifudin
Kesholehannya di Unit Bugelan tidak dapat terbantahkan dan disetujui oleh semua orang, tentu juga lebih sholeh dari kormanitnya. Dia yang paling rajin sholat berjamaah ke masjid. Sekalinya gak ke masjid, dia tetep mengusahakan sholat berjamaah. Pernah di suatu Subuh, dia kesiangan 5 menit, terus dia bangunin mimin. Bentar yak jangan kaget gara-gara mimin yang dipilih sama Muh. Mungkin Muh ngebangunin mimin gara-gara paling sholeh di antara yang lain. Hahahha ngayal yak. Penjelasan paling kuat, mungkin karena mimin tidurnya pas malem itu paling deket sama Muh dan juga mimin termasuk gampang buat dibangunin. Nah, Muh ngebangunin mimin buat sholat Subuh jamaah. Subhanallah banget gasih? Bayangin kalau kamu ciwi-ciwi bersuamikan Muh, pasti bakal dibangunin untuk sholat berjmaah setiap paginya. Unchhh. Mimin yang saat itu langsung terbangun, tentu langsung nurut. Bangun, ambil wudhu, dan menjadi makmumnya Muh. Ciwi-ciwi gak boleh iri! Hehehehe... Oh iya, selama KKN dia juga tetep mengupayakan puasa Senin Kamis bersama beberapa temen lainnya. Tambah pengen bilang subhanallah kan? Baca Al-Quran sebelum tidur dan sesudah sholat sudah menjadi rutinitasnya. Dia juga melaksanakan qiyamul lail dengan disiplin. Aduh, subhanallah bangettt hehehhe. Rasanya mau nyeritain aib kok merasa berdosa gitu. Lha tadi 13 orang sebelumnya namanya apa kalo gak nyeritain aib? Gak takut dosa juga sama yang lain? Hehehe enggak ada kok beneran. Gak ada nyeritain aib. Cuma nyeritain kenangan aja. Kalau kelepasan dikit mohon ampuni hamba yang tak sempurna ini.
Terlepas dari kesholehannya, sebenarnya hubungan antara Muh dan kormanitnya rumit sekali. BARU AJA NGOMONG GAK BAKAL NGOMONGIN AIB. Lebay min hahaha. Padahal yang mimin maksudin rumit itu cuma masalah penyebutan aja. Muh ini merupakan kakak kelas kormanit. Muh lebih senior 2 tingkat di SD Negeri 1 Wonogiri dan SMP Negeri 1 Wonogiri. Tapi, kormanitnya hanya memanggil Muh dengan sebutan “Muh” tanpa ada embel-embel Mas atau Kak. Memang dia kormanit yang tidak patut dicontoh. Padahal hampir seluruh anggota KKN Bugelan lainnya, memanggil mahasiswa Kedokteran Gigi ini dengan sebutan Mas Muh. Lebih lucunya, sang kormanit malah memanggil Luthfin Mahamida yang lebih muda 3 bulan daripada sang kormanit, dengan sebutan Mas Luthfin sampai detik ini. Panggilan yang benar-benar sesuai, hanya diberikan oleh kormanitnya kepada Mas Alfi, yang sedari awal memang berusaha terlihat muda untuk menebar pesona dan memikat hati ciwi-ciwi KKN Bugelan. Bisa dikatakan strategi yang dimiliki Mas Alfi itu berhasil hehehe.
Muh bisa dibilang punya kenangan spesial di Bugelan. Pertama, dia harus capek-capek ngedorong motor waktu ikut survei kedua. Ini bisa dibilang beruntung banget, soalnya gak ada acara jatuhnya dan ada temen yang masih lihat dan bisa ngabarin ke motor-motor yang udah di depan. Sang kormanit yang panikan, pas itu langsung nurunin Dita di pinggir jalan dan nyamperin Muh sama siapa gitu. Kalo ga salah itu pas di tanjakan deket bakso tanjakan. Iya nama warung baksonya Bakso Tanjakan, soalnya emang di deket tanjakan warungnya. Habis itu kita lanjut perjalanan lagi, eh motornya Muh macet lagi di tanjakan yang bakal ada kejadian di waktu kita pulangnya. Nah, udah lupa atau kelewatan baca soal ini? Cek aja deh di lapaknya Dita. Habis itu Muh malah harus ngebenerin motornya Mas Eka pula, yang kepeleset di jalan masuk Bugelan. Jelas capek banget si Muh di hari itu hehehe. Tapi untungnya rumahnya Muh cuma di Ngadirojo. Ya walaupun Ngadirojonya udah perbatasan sama Karanganyar setidaknya udah ada feel deket rumah gitu pas perjalanan pulang.
Terus kenangannya yang kedua adalah ulang tahun pas KKN. Waktu itu seinget mimin kayaknya emang temen-temen pada sepakat ga bakal ngucapin gitu, terus mau dirayain barengan pas buka puasa. Eh, tapi gak gitu doang dong kita ngerayainnya. Habis itu ada beberapa temen yang ulang tahun juga kan, kalo gak salah ada enam orang termasuk Muh yang ulang tahun, kita rayain lagi bareng-bareng. Itu sumpah heboh banget sampai tetangga-tetangga pada nyamperin dikiranya ada apa gitu wkwkwkw. Kebetulan juga yang ulang tahun itu tiga cowok, tiga cewek, nah mereka terus kayak dipasang-pasangin gitu. Muh kebagian sama siapa ya? Nisa kalo gak salah ingatannya mimin. Tapi Muh di momen ini sebenernya dibikin repot juga sih. Soalnya disuruh mimpin doa juga. Jadi semacam doain dirinya sendiri sih wkwkwk. Tapi gapapalah yah biar doanya lebih makbul juga buat temen-temennya yang lain.

  1. Noorendra Laksamana Putra
Kalau ada istilah “cokiber” atau cowok kita bersama, Rendra punya istilah sendiri. Apalagi kalau tidak “dikiber”, singkatan dari adik kita bersama. Jelek banget yah nyingkatnya. Walaupun dedek-dedek begini, reputasi Rendra gak bisa diremehkan. Dialah Kormasit Dusun Cabol yang berhasil mengkoordinir 6 ciwi-ciwi anggun. Ini beneran anggun lho. Rendra juga jadi anak kesayangannya Pak Nasih atau DPL kami. Rendra menjadi pendamping Pak Nasih untuk berkeliling desa mencari beberapa tanaman endemis Bugelan. Kormanitnya yang seharusnya berada di posisi Rendra itu, malah masih di Klinik Pak Totok menunggui Mas Eka yang juga terpaksa dirawat inap sebelum memberikan rekomendasi rawat inap kepada pasiennya di masa yang akan datang. Dendam dari Rendra dan karma buruk yang tertimpakan kepada sang kormanit, kemudian mendapatkan jawabannya pada keesokan harinya. Di hari itu, yang semestinya kormanit melakukan prokernya yang hanya efektif berjalan di hari itu selama 2 bulan pelaksanaan KKN, harus batal karena pada jam 04.30-11.30 atau 7 jam penuh, si kormanit dengan DPL-nya berjalan kaki mengelilingi desa. Engga mengelilingi desa juga sih, kalau mengelilingi mungkin 2 hari 2 malam juga ga cukup hehe. Sebelum KKN dia juga udah menguji air di Bugelan yang udah dibuatin tampungan. Dia ambil sampel airnya di tampungan itu sama sumber airnya. Berdedikasi tinggilah pokoknya Rendra ini. Dia menguji kepekatan air dan segala macam substansi yang ada di dalam air itu. Hasil ujinya menyatakan air di Bugelan udah bagus. Kerja Rendra ini juga dipuji sama Pak Nasih lho. Tapi dia malah agak sedih juga, soalnya malah gak jadi dapet proker hehehe.
Rendra ini di tengah malem pernah tiba-tiba minta ke mimin buat dirawat inap. Penasaran gak gimana cerita lengkapnya? Jadi gini, Rendra itu habis lebaran batuknya mulai sering dan tambah kenceng. Awalnya dia masih bisa tahan, soalnya juga udah usaha minum obat batuk dari beli di Purwantoro. Tapi dia ngerasa kok gak sembuh-sembuh juga batuknya. Malahan tambah kenceng batuknya dan ketambahan agak sesak nafas juga. Akhirnya dia nyoba periksa ke dokter sejuta umat KKN Bugelan dan juga warga Purwantoro, Kismantoro, Jeruk, dan sekitarnya. Siapa lagi kalau bukan dr. Totok yang terkenal dengan tangan dinginnya itu. Sebenernya di pagi itu yang mau diperiksain ke dr. Totok adalah Amir. Nah lebih lengkapnya soal Amir, nanti tentunya bakal diceritain di lapaknya yang ada di bawah sana yak! Mumpung mau turun ke sana kan, mimin yang mau nganter juga nawarin ke Rendra dan dianya mau juga. Akhirnya kita jam enam kurang berangkat turun dan nyampe sana sekitaran jam tujuh kurang lah. Di kliniknya dokter Totok juga udah ada pasien ngantri. Belum sarapan juga kan yak, apalagi yang sakit-sakit ini, terus mimin beli sarapan dikit di Ind*****t. Gak sarapan juga sih sebenernya, cuma roti sama buah buat ganjal perut. Waktu berlalu, terus sampe juga urutannya Rendra sama Amir buat masuk. Gak sendiri-sendiri, tapi mereka berdua langsung masuk bareng dan mimin juga ikutan masuk buat nemenin. Di dalam ya mungkin ada 20-30 menitan yak, buat Rendra masih disuruh nyari obat sama rontgen. Wah gampang lah ya... Gampang gimana yak, orang rontgennya harus di Ponorogo. Mana lagi itu baru yang ketiga kalinya mimin menginjak tanah Ponorogo.
Ya udah kita nyari sarapan dulu. Oh iya waktu itu mimin boncengin Rendra, kalo si Amir diboncengin sama Faiz. Pas nyari sarapan itu ada tragedi, nanti bakal diceritain di lapaknya Amir aja yak, soalnya berkaitan sama Amir. Habis itu, Faiz sama Amir langsung pulang naik ke Bugelan, kalo mimin sama Rendra langsung nyari obat sekalian pergi rontgen ke Ponorogo. Kita langsung cuss ke apotek yang deket Pasar Purwantoro. Ternyata ga ada. Terus mimin ngide aja pergi ke Apotek Giri Husada. Ini itu semacam apotek BUMD-nya Kabupaten Wonogiri gitu, jadi ga usah pikir panjang lah ya buat beli di apotek ini. Oke ini bantu ngelarisin apoteknya lah ya lewat tulisan ini hehhee. Sampe sana mimin nyerahin resep obatnya, Mbaknya terus nyariin ke belakang. Habis itu Mbaknya keluar lagi, tapi cuma bawa resep obatnya aja. Wadaw, mimin yang ngeliat itu mulai agak lemes-lemes gimana gitu. Mbaknya bilang mereka gak punya stoknya. Apalagi jenis obat yanv diresepin itu termasuk psikotropika atau obat apaaaaaaa gitu. Ya tolong dimaklumi aja yak, mimin itu anak soshum yang ga akrab dan kenalan sama nama-nama medis apalagi farmasi hehehe. Padahal juga dulunya anak IPA pas SMA. Terus kita direkomendasiin buat nyari obatnya di cabangnya yang ada di Jatisrono kalo ga ya di Wonogiri kota. Ya mau pingsan lah ya, ngebayangin harus lewat jalan Slogohimo-Jatisrono-Sidoharjo yang berkelak-kelok nan naik turun tanpa ampun. Apalagi jalannya luar biasa menyiksa buat mimin. Lubangnya dikit banget sih, tapi bekas tambalan lubangnya itu lho yang malah bikin jalannya bergelombang banget. Kita yang motoran itu jadi enjot-enjotan kayak naik odong-odong. Apalagi bawa orang sakit kan ya. Kalau diajak ya harus ikutan enjot-enjotan, kalau ditinggal mau ditinggal di mana juga.
Mimin terus punya ide, yakni beli obat di rumah sakit Amal Sehat di Slogohimo. Eakk promosi lagi yak. Mimin tanya ke Rendra, dia setuju-setuju aja dan minta ikutan juga. Beruntung banget jalan Purwantoro-Slogohimo itu mulusssss banget, soalnya dua tahunan yang lalu sampai lebaran pas kita KKN itu, jalannya dilebarin dan diaspal juga. Jadi mulus banget ga pake enjot-enjotan. Kalo soal nikung kanan kiri, anjlok bawah nanjak ke atas itu emang sudah takdir semesta yak, yang tidak bisa dihindari oleh setiap insan manusia yang lewat jalan di mana pun di Wonogiri. Akhirnya kita beneran ke RS Amal Sehat dan langsung masukin resepnya ke instalasi farmasinya sana. Nunggu bentar, kita dipanggil lagi. Ini udah kayak mau dapet pengumuman eliminasinya Akademi Fantasi yang bakal nentuin takdir kita. Cuma bedanya kita pas itu lagi ga bawa koper aja. Duh, keliatan lagi yak generasi jadoelnya. Oke disudahi saja aib ini. Takdir yang dimaksud sama mimin adalah misal mereka gapunya stok obatnya, maka kita harus ngelanjutin pengembaraan kita ke barat. Macam kera sakti aja ya. Kalo dia nyari kitab suci, tapi kalo kita nyari obat. Duh lagi-lagi kelihatan lagi jaman jadoelnya. Soalnya kalo mau ke Jatisrono emang arahnya ke barat, kalo Jatisrono ga punya kita ke Wonogiri Kota yang arahnya ke barat juga. Ntaps kan yak. Oke kita balik lagi ke RS Amal Sehat. Nah Mbaknya ternyata ngasih kita invoice obatnya. Alhamdulillah banget kita yang tadinya lemes mau pingsan, jadi seger lagi. Segernya juga gara-gara obatnya gak mahal, cuma goceng lebih dikit. Agak ngakak juga sih, jauh-jauh ke Slogohimo e ternyata obatnya murah banget. Berasa kayak ga setimpal gitu. Emang mimin ini anaknya gak bersyukur gitu yah. Sebenernya kita tadi lemesnya gak cuma gara-gara masalah obat, tapi gara-gara belom sarapan juga! Hehhe.. Ini masih ada kaitannya dengan tragedi yang bakal mimin ceritain di lapaknya Amir nanti.
Habis dapat obat dari RS Amal Sehat, kita langsung balik haluan untuk berkelana menuju timur. Soalnya mau lanjut rontgen ke Ponorogo yang emang arahnya ke timur. Bingung mau sarapan apa gitu kan, akhirnya kita menemukan tempat makan. Tempat makan apa itu? BAKSO. Iya dari sudah olahraga hati dan pikiran sarapannya mau nge-bakso. Tapi yang paling kasian ya yang sakit sih, coba nge-bakso aja. Kalau mimin sih suka sama bakso, jadinya ya tetep habis pas makannya wkwkkw. Kita jajannya di bakso sejuta umat KKN Bugelan, yaitu bakso 5758 depan Alfamart Purwantoro. Selesai ngebakso dan minum obat, kita lanjut berkelana ke timur. Sesampai di Ponorogo kita nyoba ngikutin petunjuk arah yang ada di kertas rujukan rontgen. Alhasil nyasarlah mimin dan Rendra. Kita terus masih nyoba muter-muter ngikutin denah petunjuk tempat rontgen-nya. Setelah kira-kira 30 menit muter-muter nyasar ga jelas, akhirnya kita nyampe di lokasi juga. Gak lama registrasi, Rendra terus diambil fotonya dan disuruh nunggu hasilnya kira-kira 2 jam-an. Habis itu kita nge-mall dulu. Ini KKN apa ngapain sih coba? Wkwkwk beneran KKN kok, kita nge-mall-nya ngebeliin titipan temen buat prokernya. Mereka butuh alumunium foil sama alkohol gitu. Ke mall cuma 15 menit doang, masih lama banget kan buat nunggu hasil rontgen, terus kita ke masjid agung. Subhanallah banget yak, ke peraduan-Nya-lah kita berteduh. Habis sholat Rendra sempet tidur 30-an menit, sementara mimin gak bisa merem entah kenapa. Habis itu kita balik lagi ke klinik, tapi gak pake nyasar lagi. Sepanjang jalan banyak banget rumah makan, apalagi sate ponorogo. Pengen mampir tapi kok ya mager. Eh tau-tau udah nyampe klinik aja. Hasil rontgen udah jadi dan kita balik lagi ke Kliniknya dr. Totok. Sampe sana ternyata baru bisa periksa lagi jam 4 sore. Gara-gara itu kita gak jadi langsung periksa di sore itu juga. Merinding-merinding juga kalau keinget kejadian yang kemarin-kemarin. Gak tau kejadiannya apa? Apa tadi udah baca tapi kelupaan? Cek lagi di lapaknya Dyah di atas yak! Habis itu kita langsung naik, soalnya ngerencanain periksanya besok pagi.
Besok paginya Rendra dianter sama mimin lagi buat periksa. Alhamdulillahnya nggak ada sesuatu yang cukup serius soal batuknya Rendra. Kita balik ke Bugelan, ternyata Amir minta dirawat-inapin ke Puskesmas Pakisbaru. Emang ada apa sih min sama Amir? Nah, pokoknya nanti cek aja di lapaknya Amir yak. Lanjut di hari setelahnya, mimin sama Rendra kebagian buat nungguin Amir. Sekitaran jam 3 sore kita baru berangkat ke Pakisbaru, soalnya siang itu kabutnya tebel banget entah kenapa. Sampai sana kita langsung gantian shift sama Ulfi Diny yang udah nungguin Amir dari pagi. Semaleman itu Amir sama Rendra batuknya gantian. Jadi yang rawat inap kayak dua orang, soalnya dua-duanya di kasur pasien. Kamarnya Amir itu kamar kelas 1 yang isi dua orang. Kebetulan banget dari awal Amir masuk, ga ada orang yang ngisi juga. Makin malem makin pagi, Rendra batuknya kayak makin sering gitu. Dianya sampe kebangun-bangun. Mungkin reflek tubuhnya biar gak begitu sesak nafas kali. Mimin ini anak soshum kok sotoy banget ya soal kesehatan? Wkkwkw. Terus kira-kira jam dua dini hari, Rendra ngebangunin mimin. Ada yang tau kenapa? Rendra minta dirawat inap! Ya mimin kaget banget lah ya. Bahkan mimin pas dibangunin itu, masih ngira kalo mimin tidur pondokan. Waktu Rendra ngomong kayak gitu, mimin juga masih bingung, ini beneran apa cuma ngimpiin aja ya. Selang beberapa detik, mimin nyadar kalo ini emang kondisinya udah bangun beneran. Mimin saat itu cuma bisa menenangkan Rendra dan nyaranin buat ngehubungin ortunya. Btw nyambungnya cerita soal ini lama banget yak dari kalimat atas wkwkw. Tapi emang sepanjang itu sih ceritanya.
Beberapa hari kemudian Rendra dianter turun buat ketemu sama ortunya buat periksa lagi. Dia diantar sama temen-temen yang kebetulan mau beli bahan proker di Purwantoro. Pagi setelahnya, kita di-Line sama Rendra buat beberapa orang ngejemput di Purwantoro, soalnya barang bawaannya banyak gitu. Nah mimin dan temen-temen pondokan cowok yang mencium bau-bau makanan pada berbondong turun ke bawah buat ngejemput makanannya itu, eh maksudnya ngejemput Rendra hehehehewww. Mohon maaf yak kalo sering salah fokus. Soalnya emang Rendra bawa buanyak buangettt makanan-makanan gitu waktu penerjunan. Sesampainya di bawah, kita langsung ngedeketin makanan, maksudnya orang tuanya Rendra. Makanan mulu sih Min! Oke fokus-fokus. Jadi kita ketemu Bapak, Ibu, sama Masnya Rendra gitu. Ngobrol-ngobrol agak lama. Bahkan kita dibolehin buat ngadain acara-acara gitu di rumahnya Rendra. Temen-temen langsung pada ngiler ngebayangin makan-makan gitu. Ya pokoknya harap dimaklumin kalo anak-anak KKN sering ganas soal makanan wkwkwk. Habis itu kita langsung pulang ke atas. Terus kita ngapain pas udah sampe di pondokan? Ya nyerbu makanan lahhh. Gadeng. Ya ngapain yak waktu itu, udah lupa juga. Tapi jelas makanannya Rendra kita mintain gitu dan Rendra juga selalu ngebolehin. Duh mimin mesti keingatnya makanan terus yak! Btw ini lapaknya Rendra panjang bet yak? Mohon maaf dan mohon dimaklumin aja yah.

  1. Nur Handayani Oktaviyanti
Yanti adalah orang yang pertama kali ngebersihin pondokan cowok. Mimin sendiri lupa kenapa kok Yanti mau-maunya ngebersihin pondokan cowok. Tapi kayaknya gara-gara dia pas malam-malam gitu pernah ke pondokan cowok buat rapat subunit atau rapat apa gitu. Karena dia orangnya suka kebersihan seperti yang udah mimin tulisin di atas, terus dia janji paginya mau ngebersihin pondokan cowok gitu. Tapi motivasinya dia mau ngebersihin pondokan cowok itu buat nyasar makanan punyanya pondokan cowok juga. Kalo gak salah makanan yang dibawa Rendra juga wkkwkkw. Jadi emang semua anak KKN Bugelan emang rebutan makanannya Rendra. Gak rebutan juga sih, tapi mengharap belas kasihannya Rendra untuk diberi gitu wkwkk. Yanti juga prihatin sama pondokan cewek yang kekurangan banget makanan dibanding pondokan cowok. Maksudnya makanan itu makanan kecil gitu ya, macem snack kiloan, snack angin, dan micin-micinan. Jadi dia berjuang untuk teman-teman di pondokan cewek juga. Luar biasa emang Yanti ini. Dia terus ngebersihinnya sama Dyah, yang cowok tetep bantu ngerbersihin tapi. Gak mungkin lah terus ngebiarin orang lain ngebersihin sendiri, tapi tetep lebih repot Yanti sama Dyah sih rasa-rasanya. Btw pondokan cowok itu dibersihinnya habis Idul Fitri, jadi seminggu dua minggu lebih udah ditinggalin. Kebayang juga kan gimana bersihnya hehehhe.
Perjuangannya buat temen-temen sesama penghuni pondokan cewek juga tidak bisa dilepaskan dengan barang yang satu ini. Apakah barang itu? Bisa nyoba tebak gak? Ya udah mimin kasih tahu aja ya. Btw KEPANJANGAN TAU MIN INTRONYA! Oke, barang itu adalah aqua galon. Yanti gak segan buat ngegebrak-gebrakin galon aqua di depan pondokan cowok. Apa tujuannya? Tidak lain dan tidak bukan buat ngingetin anak-anak cowok ngebeliin aqua galon di tokonya Bu Sri. Cowok yang sering jadi sasaran atau lebih tepatnya tertekan adalah Rendra dan terkadang Muh. Tentunya mereka juga nganterin galonnya ke pondokan cewek dan sekalian dipasangin. Tapi terkadang cewek-cewek Bugelan ini menunjukkan kekekaran mereka, dengan masang sendiri galonnya. Luar biasa emang. Persepsi kalau perempuan lemah jelas terpatahkan. Tentu cewek-cewek ini berdaya dengan kemampuan mereka sendiri.
Oke balik lagi bahas soal Yanti yak. Dedikasinya Yanti buat proker juga luar biasa. Dia nyempet-nyempetin ke Slogohimo buat keperluan proker. Ini udah mimin ceritain di lapaknya Ari sih. Lebih lengkapnya cek aja ya di atas. Anak-anak di Bugelan juga takluk sama kharismanya Yanti. Apalagi kalo Yanti udah ngajar BTA di pesantren ramadhan di sekolah atau pas TPA. Bisa dibilang juga pada ngehindarin Yanti. Dia bener-bener berharap anak didiknya bisa bener pas baca Al Quran, yang emang tujuan dari belajar BTA.
Di balik kharismanya itu, Yanti juga kadang-kadang agak gaje juga. Dia sering banget kalo ketawa itu ketinggalan dari yang lain. Kadang juga ketawa ketiwi sendiri. Berhubungan sama hal itu juga, kalian masih inget tragedi pemboncengan? Tapi ini bukan tragedi pemboncengan sang kormanit, melainkan tragedi pemboncengan Mas Eka hehhee. Kalian ingat siapa yang jatuh dua kali sama Mas Eka? Ya mahasiswi Kimia asal Boyolali inilah orangnya. Terus, tau gak apa yang Yanti lakukan ketika jatuh itu? Gebukin Mas Eka? Pingsan? Nangis? Merintih kesakitan? Ohhh itu semua salah ya. Dia pas jatuh malah ketawa ketiwi. Gak tau beneran deh kenapa dia malah ketawa ketiwi. Ya kita ambil sisi positifnya aja lah. Yanti di saat itu menunjukkan bahwa dalam kesulitan dan musibah, kita masih bisa mengambil kebahagiaan bahkan menertawakannya dan juga menjauhkan segala kesedihan. Inspirasyonel banget kan Yanti? Tentunya se-inspirasyonel mimin yak hehehe. Bentar ya mimin siap-siap ditimpukin batu bata merah. Ada yang masih inget istilah ini? Yang generasi jadoel kayak mimin pasti jelas ngerti hahaha.
Terlepas dari segala cerita di atas, cewek satu ini juga jadi salah satu anggota awal sewaktu ada oprec tim pengusul. Kalo gak salah dialah orang yang pertama kali daftar di oprec itu. Nah, mimin kan terus nyoba ngehubungin Yanti kan, tapi lama banget dibalesnya. Kadang satu dua hari baru dibales. Tapi kalo dia baru pegang hp, bisa langsung kayak chat-chatan gitu SMS-an-nya. Mimin terus langsung berkesimpulan kalo Musuk, kecamatan rumahnya Yanti, emang susah banget sinyal dan tentunya juga terpencil. Tapi kalo Yanti denger soal itu dia langsung gak terima. Hehehe. Tapi tampaknya emang dianya yang gak setiap waktu megang HP sih. Soalnya, waktu di Jogja dia juga agak susah dihubungin kecuali lewat WA atau SMS.

  1. Okta Emilia Larasati
Okta hampir saja menjadi warga Desa Bugelan setelah KKN. Namun, karena kebaikan hati teman-temannya, Okta selalu diingatkan untuk kembali ke rumah. Hehe. Sebenarnya tidak perlu diingatkan pun, Okta sudah sadar diri untuk pulang ke Imogiri.
Populer anak SMP, anak setren.

  1. Primadhy Harris Syaifullah
Mau diakui atau tidak, Pak dr.yangMei2018kemarindiambilsumpahnyaaliasdiwisudadaripendidikanprofesinya Harris ini merupakan orang tertua kedua di Tim KKN Bugelan.
Mas Harris merupakan salah satu orang terpopuler di desa selama KKN berlangsung. Setiap orang pasti selalu menanyakannya. Apakah penyebabnya? Tidak lain dan tidak bukan karena kondisi kesehatan Mas Harris yang sempat kurang baik. Orang pada umumnya pasti menggoda Mas Harris atau menggoda teman-temannya, terkait status yang disandangnya sebagai calon dokter dengan sakitnya. Awalnya, Mas Harris merasa kurang enak badan. Tapi di hari berikutnya dia tetap memaksakan diri untuk ke Wonogiri kota buat konfirmasi ke Dinas Kesehatan soal KKN. Tahukah kamu bersama siapakah Mas Harris berangkat ke Wonogiri? Eng ing eng, sang kormanitlah yang memboncengkannya ke Wonogiri kota! Sudah ada firasat tertentukah tentang ke mana arah dari cerita ini? Gak tau juga sih bakal nyambung apa enggak hehehe. Pokoknya, sepanjang perjalanan Mas Harris udah ngerasa gak enak banget badannya. Apalagi dibonceng sama sang kormanit. Terlebih lagi, sampai di dinas ternyata disuruh konfirmasi ke puskesmas kecamatan aja. Mas Harris agak gemes-gemes sebel gitu, soalnya puskesmas nyuruh Mas Harris ke dinas dan ternyata dinas malah ngelemparin ke puskesmas lagi. Habis itu mereka mampir ke rumahnya mimin buat istirahat bentar. Mas Harrisnya tiduran bentar, terus si kormanit nyetak stiker titipannya Yanti. Selama si kormanit nyetak, ternyata Mas Harris makin ngerasa gak enak badan. Dia juga sempat nyari obat keluar. Sempet tidur bentar, terus mereka lanjut balik ke Bugelan. Hari berikutnya Mas Harris malah makin drop. Mas Riyan sama Mbak Pur juga ikut panik sama keadannya Mas Harris. Wah apakah sakitnya Mas Harris ini gara-gara dia sempet diboncengin sama sang kormanit? Jadi, inikah salah satu bagian dair tragedi pemboncengan sang kormanit? Jelas iya! Gadeng hahaha.
Habis Maghrib, Mas Harris terus dianter sama Mas Riyan ke Puskemas Pakisbaru, Pacitan. Kaget kan kalian kenapa kita harus jauh-jauh ke Pacitan? Wadadaw nggak usah kaget. Apalagi kalau mimin ceritain alesannya. Jadi, tempat rawat inap ataupun yang ada IGD paling deket malah Puskesmas Pakisbaru. Soalnya cuma 15 menit ke sana. Kalau kita mau ke Purwantoro malah bisa-bisa 45 menit-1 jam buat turun. Waktu nganter, Mas Harris ditemenin sama mimin dan Mas Eka. Tentu Mas Eka ikut buat penanganan kesehatan yang lebih canggih daripada mimin sang anak soshum hehehe. Sampai di sana suasananya gak jauh beda. Sepi dan dingin banget. Malah rasanya kayak lebih dingin daripada Bugelan. Mas Harris langsung dicek berbagai macem yang intinya mimin ga paham-paham banget hehehe. Pokoknya diukur suhu tubuh pake termometer. Ya pake termometerlah ya, masa mau pake timbangan. Terus dicek ada bintik merahnya apa enggak. Kalo ga salah ngecek-ngecek itu hampir satu jam-an ada. Ternyata, ada bintik merah di tangannya Mas Harris. Harusnya yang shock dan kaget Mas Harris lah ya, tapi dia enggak. Mungkin ya udah pasrah dan pengen cepet-cepet dirawat aja gitu kondisinya. Tapi yang shock dan kaget malah Mas Riyan, mimin, sama Mas Eka. Soalnya sama sekali gak ada nyamuk di pondokan. Sumpah beneran. Mimin menyadari di malam itu kalau selama hampir dua minggu tidur di pondokan, gak pernah digigit nyamuk bahkan digangguin sama sliwar sliwernya nyamuk di sekitaran kuping. Mas Eka juga sama. Apalagi Mas Riyan sebagai empunya rumah dan warga Bugelan.
Singkat cerita kita setuju buat mondokin Mas Harris di malam itu juga. Beruntung langsung dapat kamar. Tapi karena kita ngedadak perginya dan sama sekali gak kepikiran buat bawa barang apapun, mimin sama Mas Eka harus dihadapkan dengan dinginnya lantai kamar inap. Tapi karena udah terlanjur capek dan ngantuk, ya kita  cuma bisa senderan ke tembok sama pakai sandal buat alas pantat. Sebelum kita kelesotan itu, mimin sempet ngebuka pintu kamar yang ngadep keluar. Setelah dibuka, ternyata hutan lebat! Luar biasa emang puskesmas ini. Habis itu mimin tengok ke kiri, gak ada apa-apa. Tapi habis nengok ke kanan, rasanya pengon ngikut dirawatinap. Gimana gak mau dirawat inap kalau kaget setengah mati ngeliat ada gambar macam buto ijo sama ada tulisan di sini tempat kencing jin. Mas Eka yang penasaran sama kagetnya mimin, ikutan ngeliat dan tentu ikutan kaget. Jadi dumb and dumber gitu yak kita berdua. Habis itu langsung kita kunci lagi pintunya dan tidur kelesotan. Mas Harris yang udah lemes dan masih panas tinggi tentu langsung berusaha istirahat. Tapi mungkin karena emang badannya kerasa gak enak banget, dia sering pindah posisi tidur dan gak bisa maksimal banget istirahatnya. Malahan mimin sama Mas Eka yang bisa tidur-tidur aja wkwkwk. Tapi kita Cuma terganggu sama satu hal. Tenang, bukan soal gambar tadi itu kok. Tapi ada kucing yang bisa buka pintu. Kucing ini menjadi hal luar biasa nomor dua di Puskesmas Pakisbaru. Seinget mimin, hampir sepuluh kali mimin ngeluarin kucing ini dari kamar, tapi tetep aja balik terus dan bisa ngebuka pintu terus. Karena udah capek dan bodo amat sama si kucing, mimin biarin aja kucing ini masuk kamar. Pas mimin kebangun, kucingnya tiba-tiba udah ada di pangkuannya mimin coba! Hmm modus banget yak.
Jam terus berjalan, nah pas jam berapa gitu pokoknya udah lewat jam 12 malem, Mas Riyan sama Mas Luthfin nyusulin beberapa barang perlengkapan buat kita yang nungguin Mas Harris. Tentunya si kucing masih tidur nyenyak, tapi udah mimin pindahin dari pangkuan. Waktu mereka masuk ke kamar, rasanya gak bisa ngebedain itu beneran apa enggak. Soalnya emang di tengah-tengah nyenyaknya mimin sama Mas Eka tidur. Heran juga sih kalau dipikir-pikir kok bisa nyenyak banget tidurnya. Mereka berdua cerita kalo kita kelihatan kasihan banget, macam kucing yang ngedesel-desel mimin sama Mas Eka itu.
Kebetulan lagi, di waktu itu masih bulan puasa. Mimin sama Mas Eka udah keder bakal cari di mana buat makan sahurnya. Apalagi di sekitar situ pas kita baru sampai, gak ada warung makan yang buka. Di sekitar Puskesmas juga adanya hutan-hutan, sekolah, sama warung kelontong kecil yang tentu gak nyediain makan berat. Tapi setelah tanya, ternyata ada warung kecil yang nyediain makan sahur buat tenaga medis Puskesmas yang dapat shift sampai pagi. Alarm bunyi, tentunya kita habis bangun langsung pergi ke sana. Beruntungnya lagi warungnya ini masih ada di kompleks puskesmas itu juga. Jadinya walaupun kita harus menembus kabut tebal, gak begitu merinding-merinding nyaris pingsan gitulah hehhee. Sampai sana pegawai puskesmasnya udah pada sahur, dan kayaknya mimin sama Mas Eka udah giliran terakhir. Lab leb lab leb, kita langsung mau bayar. Eh tapi rejeki anak sholeh gitu ya, mas-mas pegawai rumah sakitnya malah ngebayarin kita. Mungkin karena tampang memelas ala anak KKN kita sih yang berpengaruh hehehe. Gimana gak kerasan buat pergi KKN kalo kayak gini coba? Wkwkwk.
Paginya kita disamperin sama banyak temen-temen KKN yang pengen ngeliat kondisi Mas Harris. Terutama yang cewek-cewek, soalnya mereka sama sekali gak tahu di malam itu kalo Mas Harris dibawa rawat inap. Kita sorenya juga mau digantiin jaga sama cowok-cowok yang lain. Nah, di waktu-waktu itulah kita diceritain sama Mas Luthfin. Cenayangnya bikin kita yang ada di situ keder gak karuan. Dia berani-beraninya nyeritain "penunggu" puskesmas sewaktu kita masih ada di puskesmas coba! Gambar buto ijo yang semalemnya mimin tengok sama Mas Eka, menurut dia emang ada beneran. Terus lokasi kompleks situ banyak banget penunggu atau arwah gentayangan katanya. Itulah yang ia lihat sewaktu nyamperin mimin sama Mas Eka di tengah malam. Gara-gara itu juga, yang gantian jagain Mas Harris sampai empat orang. Mereka sampai bawa segala macam barang buat mainan dan utamanya untuk mengalihkan perhatian mereka dari segala gangguan gaib yang bisa muncul.
Mimin lupa Mas Harris berapa hari dirawat di situ. Mungkin 3 hari kalau ga salah. Habis itu karena udah naik trombositnya, dia dibolehin pulang. Mau pulang ke pondokan, yang ngejemput sampai 5 motor ada kayaknya. Soalnya barang bawaannya gak tau kenapa buanyak buanget. Pas ngebawa pulang Mas Harris ini ada hal sensasional lho kalau mau tahu. Apa coba, bisa tebak gak? MAS HARRIS DIBONCENGIN SAMA SANG KORMANIT! Luar biasa, baru aja sembuh-sembuh yang tentunya belum 100% aja, kok ya udah diboncengin sama si kormanit aja. Mau ada kenapa-kenapa lagi po ya? Tapi untungnya tidak ada kejadian sama sekali sewaktu sang kormanit nganter Mas Harris. Padahal jalan dari Pakisbaru ke pondokan juga gak kalah rusaknya, yang bikin keentrok-entroknya manusia yang sedang berkendara di jalan itu. Mungkin karma buruk dari pemboncengan sang kormanit sudah putus mata rantainya? Semoga saja ya.
Beberapa hari setelahnya, Mas Harris masih sempet demam. Tapi bentar aja. Tapi terulang-ulang terus sampai Mas Harris menganalisis dirinya sendiri kalau dia mungkin kambuh lagi. Dia bahkan minta dibawa ke rumah sakit langsung aja. Wadaw, baru aja ada titik cerah dari mitos pemboncengan sang kormanit, ternyata masih lanjut aja nih! Pasti gara-gara pemboncengan sang kormanit nih, tragedi terjadi lagi kan! Singkat cerita kita diskusi sama Mbak Pur & Mas Riyan, kita diceritain kalo RS Amal Sehat, yang sempet mimin ceritain di lapaknya Noorendra nomor 17, selain jauh banget di Slogohimo, juga ketat banget aturannya. Itu ngebikin kita gak bisa seleluasa kalo nungguin Mas Harris kayak sewaktu di Puskesmas Pakisbaru.

Dimarahin RS Amal Sehat, naik ambulans. Turun sendiri. Padahal di belakangnya ada pasien yang harus dinaikin ranjang rs.
Habis degdegan gajadi ngulang kkn ternyata.
Minta refreshing. Nonton bioskop ke ponorogo.

  1. R. R. Diny Novia Putri
Kalau Wiro Sableng senjatanya Kapak 212, Diny bersenjata palu geologi. Duh keliatan generasinya. Padahal dulu pas masih kecil ga nonton Wiro Sableng juga sih, tapi keluarga cemara. Ya intinya tetep sama aja sih kalo mimin keliatan bagian dari generasi lama. Tapi reputasi Diny sebagai geologist dengan palu geologi-nya, mungkin bisa terlecehkan dengan perilaku mimin. Soalnya mimin malah make palu geologinya Diny buat nancepin paku buat masangin penunjuk arah lokasi KKN. Duh, si kormanit bukan anak saintek sih jadinya tidak menggunakan benda sesuai dengan kegunaannya wkwkw. Mimin pernah ke rumahnya Diny buat ngejemput dia sama temen-temen yang lain. Mungkin kalo disuruh ngulangin bakal 100% nyasar di Piyungan. Diny pernah diboncengin oleh sang kormanit, karena mereka satu subunit di Waru. Tetapi alhamdulillah Diny tidak termasuk dalam daftar korban pemboncengannya. Selain karena dia punya gebetan di Waru yang sering memboncengkannya, Diny juga mulai memberanikan diri buat naik motor sendiri di Waru lepas 2 minggu sejak awal KKN.
Naik ke tanjakan rumah penduduk pake sepatu berhak.

  1. Rahmat Fajri Ramadhan
Layaknya Utami, cowok dari Fakultas Peternakan ini juga blasteran Padang, tapi separuhnya dia blasteran Karanganyar. Bisa dibilang cowok ini merupakan kakak KKN cowok yang paling populer dan dicintai oleh anak-anak TPA Dusun Waru. Bisa dikatakan kehidupan percintaan Fajri di masa KKN sangat berwarna, beda banget sama mimin yang bisa dibilang surem. Kemakan isu kalo pas KKN itu bisa putus atau dapat pacar, tapi kalo liat mimin? Dua-duanya aja enggak. Sedih banget yak hidup ini. Enggak ah, biasa aja. Oke balik lagi ke dunia cinta Fajri. Jadi mimin tau beberapa gosip yang beredar soal Fajri. Dari sebelum KKN aja katanya dia sudah menggebet beberapa cewek di tim KKN Bugelan. Orangnya siapa mimin tahu sih sebenernya. Tapi dengan semangat pembeda dari akun lambeturah, mimin gak bakal membuka daftar itu. Daftar yak nyebutnya. Kayak ada 137.384.483 orang aja.
Gita, Afika
Mules gara-gara dalam 2 jam minum 2 gelas kopi
Hampir batal puasa gara-gara naik-naikkin barang bawaan KKN terutama motornya yang paling besar sendiri. Eh jadinya batal ding kayaknya. Soalnya sakit juga. Sampai pertengahan kkn masih sakit, utamanya batuk. Ganti-ganti jenis . Suudzon kena TBC.

  1. Rizqi Amirudin
Sebagai mahasiswa FISIPOL yang pernah mengambil mata kuliah lintas jurusan di Departemen Ilmu  Komunikasi, mimin bisa ngebranding Amir secara maksimal. Padahal mimin ga ambil matkul yang berhubungan sama branding sih. Dari kesehariannya, dapat dimunculkan brand Amir-starter-pack. Tidak memandang tempat dan waktu, Amir selalu memakai 2 buah jaket yang selalu dirangkapkan, kamera, dan tas yang selalu berisi laptopnya. Ketiga jenis benda inilah yang menjadi starter-pack dari mahasiswa elektronika dan instrumentasi ini.
Menjamah seluruh tempat-tempat di Bugelan.
Pasien ke-293.938 di KKN Bugelan.
Kebanyakan sambel, pulang kemaleman
Di rawat inap, gara-gara gabisa minum obat. Katanya pahit. Harus pake pisang. Tapi gara-gara sakit di KKN juga dia perlahan bisa minum obat pakai air minum.

  1. Ronavita Putri
Vita merupakan anggota tim pengusul yang bener-bener awalllll banget. Kisah KKN Bugelan sebenarnya dimulai dari multichat yang cuma berisi tiga orang yaitu Vita, Ulfi, dan kormanitnya yang pada awalnya sama sekali tak berniat dan tak sudi menjadi kormanit. Vita dan Ulfi motivasinya dalam mencari tempat KKN adalah mengabdi di tempat yang dingin dan setidaknya dekat dari Jogja atau kampung halaman mereka. Btw keduanya sama-sama warga Kecamatan Berbah.
Vita punya target buat diet, sebuah target yang juga dimiliki oleh kormanitnya. Namun, hanya Vita yang berhasil mencapainya, meskipun dia pernah dapat pengalaman kurang enak sewaktu survei kedua, yaitu sedikit masuk angin di perjalanan pulangnya setelah tidak makan demi target dietnya. Sedangkan kormanitnya upaya diet kormanitnya? Hmm... Sang kormanit malah nambah bulet aja makin nambah hari. Calon dokter hewan yang juga satu lab dengan Erman di FKH, juga punya target lain pas KKN. Dia mau cari jodoh buat nglimpe selama 2 bulan itu. Bahkan kalau mau lanjut, dianya ngaku kalau juga mau-mau aja. Lebih lagi beberapa cowok di KKN Bugelan ada yang memenuhi kriteria Vita. Tapi jangan khawatir buat fans-fans mimin, kalian bakal tidak bersaing dengan Vita soalnya saya tidak masuk radarnya. Meskipun kita berdua pernah pelukan hahaha.. Sst aib orang jangan bilang-bilang ya. Sebenernya juga pelukan itu tanpa ada consent sama sekali kok. Bener-bener gak disengaja dan tak diduga. Pelukan itu terjadi ketika anak-anak KKN Bugelan bermain gobag sodor, dan mimin tidak bisa kontrol dalam menghindari Vita yang sedang jadi sodor. Ya terciptalah pelukan yang tak sampai 3 detik itu. Untungnya juga ga sampai guling-guling di pelataran masjid. Iya. DI PELATARAN MASJID. Habis itu mungkin Vita langsung taubatan nasuha kali yeee hehehe.. Kalau mimin mah malah langsung makan. Soalnya capek habis olahraga lari-larian dan ga menang-menang juga.
Oke balik lagi ke cowok idaman Vita, cowok yang mau dilimpe maksudnya hahaha. Dia sudah merencanakan hal itu semenjak oprec pengusul sama anggota. Pokoknya harus dibanyakin cowok, atau seenggaknya gak sedikit-sedikit banget. Bukan buat ngerencanain soal cowok yang pengen digebet juga sih, tapi karena kondisi Bugelan yang sudah dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri saat pra-survei bareng Dinas. Tapi dia tetep nyoba nyari-nyari juga sih hahaha. Katanya juga dia udah minta izin restu sama mamas pacalnya. Oke perlu dipastiin lagi sih ke Vita dan mamasnya soal ini. Sip cukup sampai sini aja ya. Bye!
Gadeng. Hal itu tetep berlangsung sampai dua bulan (bahkan sampai sekarang masi ngarep). Mulainya itu pas ada mahasiswa kedokteran co-ass daftar di oprec Bugelan. Hmm udah kerasa mau teriak kyaa~ kyaa~ khaan? Apalagi ganteng-ganteng calon dokter ini. Bisa dikategorikan ganteng sih, notabenenya yang daftar ada dua cowok kedokteran. Masalah bener apa engga kan selera masing-masing yaa. Kalau buat mimin gimana? Hmmm boljug sii. Tapi masih jauh lebih gantengan mimin. Dari dua cowok itu, radar cinta Vita langsung aktif beroperasi ke salah satu dokter. Adapun orang itu berinisial dr. H. Bapak yang satu ini baru diambil sumpah dokternya pertengahan Mei kemarin lho. Jadi masih dokter yang baru dan masih kinyis-kinyis gitu deh pokoknya hehehehehe. Singkat ceritanya, pak H selalu diuber-uber oleh Vita semenjak pertama kali bertemu pas gathering perdana di sayap barat GSP, kemudian berlanjut sampai di KKN, dan juga sampai berakhirnya KKN atau dengan istilah lainnya “sampai detik ini”. Upaya Vita gak terbatas dengan gombalan-gombalannya secara verbal, tapi juga secara digital lewat chat-chat di grup. Kalau private chat sudah gatau lagi mimin hehhehe. Walaupun usaha Vita udah gencar juga, tapi dr. H juga tidak respon-respon. Gapapa yah Vit, namanya juga usaha yah. Wong juga udah punya mamas di hati. Eh. Nah, mau cari tau lebih jauh lagi soal dr.H? Yha tinggal baca dua profil dokter yang sudah terpampang di nomor-nomor sebelumnya. Kali aja kecantol juga hehe.
Kemahiran Vita di dunia digital yang sudah terasah dan tersertifikasi melalui usahanya cari gebetan, juga tersalurkan dengan posisinya sebagai juru kunci akun instagram KKN Bugelan. Jadi kalau ada postingan-postingan usil di akun KKN Bugelan, tentunya tidak jauh dari jempol-jempol lihai cewek ini.

  1. Ryan Puspa Wulandari
Puspa merupakan orang ketiga yang menjadi korban pemboncengan sang kormanit. Kalau dihitung sewaktu pelaksanaan KKN, dialah korban pertamanya. Meskipun sama sekali tidak mengalami luka, pengalaman itu bakal menjadi bekal untuk menghindar untuk dibonceng sang kormanit hahaha. Teriakan Puspa di sore itu beruntungnya tidak didengar oleh siapapun. Karena setiap orang yang membonceng sang kormanit pasti atau bisa dibilang juga berkemungkinan besar untuk mengalami kejadian dan pengalaman yang serupa hehehhe.

  1. Siti Nuraniyah
Salah satu tim pengusul at its basic. Kalau ask.fm masih hits, impersonate Nia yang bisa dilakukan oleh kormanitnya adalah “Iki piye ***..” “Tenane ***???” “**** ki lho..” “Ojo ngono to, ***..” dan lain sebagainya. Nia merupakan salah satu pahlawan bagi kluster Soshum. Gimana enggak, proker-prokernya sangat progresif seperti pembuatan perpus desa dan pesta perpisahan yang diberi nama “Festival Bugelan”. Walau dia sebagai koordinator proker-proker itu merasa ragu sendiri dengan keberlangsungan program-programnya, kenyataan menunjukkan hal sebaliknya. Festival Bugelan rame banget didatengin warga, yang melebihi ekspektasi dari mimin sendiri. Kemudian perpus desa yang masih dirawat sama Bapak-Bapak perangkat desa, bahkan direnovasi menjadi lebih layak dan tetep rame didatangin sama anak-anak dan koleksinya juga terus dibaca hingga detik ini. Huhuhu terharu banget deh pokoknya.
Ribut terus sama Faiz.

  1. Tika Pramudya Wardani
Tika merupakan anggota kedua terakhir sebelum Mas Alfi. Kormanitnya pernah bertemu dengan Tika sebelumnya, ketika sang kormanit meminta Luthfi untuk menemaninya saat akan menghadap DPL. Lah terus apa hubungannya sama Tika? Kok malah bawa-bawa Luthfi? Jadi gini ya, Luthfi dan Tika itu sejurusan di Hama dan Penyakit Tanaman. Mereka juga temen deket banget. Di waktu itu, Luthfi mengajak Tika untuk menemaninya. Jadi kayak siklus berantai gitu dan Tika sebenernya jadi orang yang paling direpotkan. Kenapa bisa? Soalnya dia gak punya urusan apa-apa! Kayak buang-buang waktu gitu dia, padahal pas itu dia sama Luthfi mau ada kuis. Hehehe jadi ini salahnya siapa? Kormanitnya sih haha. Sebenernya ga perlu ditemenin, dia sering ngadep DPL-nya sendiri. Tapi karena manjahh, ya pengen aja minta ditemenin gitu. Pas itu juga Luthfi juga belum deket bahkan kenal-kenal banget dengan kormanitnya, jadi dia ajak Tika gitu. Tapi bila dirunut ke depan, sebetulnya kejadian di hari itu akan bermanfaat. Sebenernya ga banget-banget sih. Karena ada ontran-ontran di KKN Bugelan, Tika kemudian masuk untuk menggantikan posisi beberapa teman yang mundur dari tim KKN Bugelan.
Mungkin mimin bisa bilang kalo Tika itu sebagai anggota KKN paling misterius pas awal-awal KKN.
Pati
Mimin makan mi di rumah Pak Pino

  1. Ulfi Miftahuljanah
Bendahara yang kualat terhadap kormanitnya. Gimana enggak, setiap kormanitnya jatuh dianya malah ngetawain sampai sekarang, meskipun kejadiannya udah hampir setahun berlalu. Ulah Ulfi ngetawain si kormanit bahkan sudah dilakukan semenjak minggu pertama, ketika kormanitnya keserimpet tali pemasangan blok paving halaman masjid. Di waktu itu kebetulan lagi hujan gerimis-gerimis lebat dan agak berkabut gitu. Kondisinya juga agak gelap remang-remang. Si kormanit yang habis sholat Maghrib di masjid dan akan makan di rumah Bu Win, kebetulan sedang membawa payung. Dengan pede-nya dia agak berlari kecil tanpa ada duga kalau halaman masjid banyak halang rintang. Halah maksudnya ya tali-tali blok paving itu tadi sih. Tak dinyana, dia tentunya keserimpet, jatuh tanpa ada eksyen pura-pura ngapain gitu (misal latihan rol depan atau merangkak ala wajib militer). Tentunya payung yang dibawanya sontak membuka ke atas. Hal yang dilakukan pertama kali oleh Ulfi hanya ketawa tanpa menolong. Karena memang kormanitnya juga langsung berdiri dan lari ke pondokan, biar ga keliatan malu-malu banget disaksikan 62.386 pasang mata Bapak-Bapak yang habis sholat Maghrib juga. Banyak juga yak orang yang bisa ditampung di Masjid Jami Bugelan? Ngalahin Maskam UGM bahkan Istiqlal!
Berani ngetawain, kenal dari smt 2 sampai sekarang. Dema
Loak kertas. Kecer-kecer. Nyisa separo.
Motor enak.
Bendahara bawa uang berjut-jut di quran
Pernah rapat juga, sering main

  1. Utami Putri Amalia
Kalau soal korban perboncengan kormanit, Utami merupakan the foremost victim. Sejak survei bareng-bareng pertama kali, dia sudah membonceng kormanitnya dan mungkin dia orang yang paling sering dibonceng olehnya. Mahasiswi pariwisata yang blasteran Minang-Wonogiren ini, beruntungnya jenjang nan panjang kakinya serta ringan kakinya. Sehingga apabila terjadi apa-apa dengan pemboncengan yang dilakukan oleh kormanitnya, dia siap siaga untuk melompat turun dari motor, mengambil jarak yang aman dari motor, bahkan ikut menjaga motor kormanitnya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kayaknya berprospek jadi atlet lompat tinggi juga yah uni ini. Sudah terasah dan terbukti.
Sebagai mahasiswa pariwisata, tentu prokernya ga jauh-jauh dari pariwisata. Maksudnya ya pariwisata itu juga hahaha. Seluruh keindahan panorama Desa Bugelan sudah diabadikan oleh uni ini. Uni jugo indak tatinggal kunjung seluroh objek wisata di Bugelan. Btw kesotoyan berbahasa Minang-nya mimin sudah legit belum yah? Uni Tami juga sangat berjasa besar untuk pariwisata Bugelan, atas bantuannya menyusun rancangan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dan juga turut menamai Pokdarwis Bugelan! Kalo ga salah namanya ada kabut-kabutnya gitu dan berbahasa Inggreis lhow! Kurang keren apa coba! Btw mimin beneran ikut KKN apa enggak sih, kok sampe gak apal nama Pokdarwis-nya? Hmm mau ngaku gak ya eik? Hehe
Utami merupakan salah satu pelopor hidup sehat di tim KKN Bugelan. Kenapa bisa gitu sih min? Jadi gini nih ceritanya. Sewaktu kumpul rapat-silaturahmi pertama di rumahnya Faiz, kita nanyain ke setiap orang apa makanan yang setiap orang hindari. Tujuannya tentunya tidak bukan kalau untuk menghindarkan kejadian yang tidak diinginkan  selama pelaksanaan KKN nantinya. Beberapa orang ada yang bebas dari alergi-alergi makanan. Orang-orang itu termasuk mimin juga hahaha. Jadi ada alasan buat makan segala jenis apapun dan dengan banyak sepuasnya. Nah, Tami punya jenis makanan yang dia hindari. Enggak jenis juga sih sebenernya, tapi makanan apapun yang ditambahi dengan MSG atau micin-micinan. Waktu itu dia  juga nyebut secara spesifik In****e dan kawan-kawan sesama mi instan sebagai makanan yang dia hindari. Bahkan kalau gak salah, Tami juga bilang dia pernah mual-mual dan pusing-pusing juga gara-gara makan mi instan di suatu waktu. Tentunya kami semua yang hadir di kesempatan itu terkejut seterkejutnya dengan resistennya Tami terhadap makanan itu. Di saat yang sama Faiz langsung berseloroh bahwa dia siap untuk menerima sumbangan mi instan apabila Tami menerimanya. Rasa iba dan kasihan tentu dihadirkan untuk Tami.

  1. Zaharul Luthfi Zakiyah
Merupakan pengusul yang terjaring melalui open recruitment untuk pertama kalinya. Karena kesenioritasannya
Pijetan populer, gempar kalo mimin dipijet
Diapresiasi pak pino

  1. Zulfi Apriani
Zulfi merupakan salah satu dari trio Sosiologi di KKN Bugelan. Dia sangat tertarik dengan isu dan studi tentang feminisme. Gak heran, kalau mimin pernah ngebahas Mbak TK dengan sudut pandang feminisme dengan Zulfi. Yha setidaknya agak berfaeda lah ya hehehe.
Goda Mas Eka, pemandangannya indah.

Honorable Mention
Kategori ini terinsipirasi dari Mojo-Franchise yang ada di Youtube. Kalau pernah lihat video dari WatchMojo sama Ms.Mojo, pasti udah gak asing deh sama daftar ini. Di model video mereka, honorable mention ini juga ditempatin sebelum poin terakhir.

- Fida, Nooriza, Wisnu, Dita, Guston
Nama-nama tersebut merupakan teman-teman yang pernah merasakan penderitaan ketika menjadi bagian dari tim KKN Bugelan. Mulai dari keramaian grup Line, survei yang membuat capek fisik, mental, dan kantong dompet, bahkan harus nyari tukang tambal ban di tengah-tengah kondisi jalan Purwantoro-Nawangan yang mblegedhezz, dan segala kenangan yang mungkin tidak ingin kalian ingat lagi. Sayang sekali kita hanya kenal di waktu yang singkat dan tidak sempat berbagi kebahagian yang lebih banyak dibandingkan susah payahnya.  Ciye mendadak melankolis. Tapi, itu semua sudah jadi kenangan manis kok hehehe. Terima kasih ya sudah pernah menjadi bagian dari KKN Bugelan. Semoga kalian gak lupa sama kita ya! Eak sok-sokan melankolis lagi haha. #gajadimewek #benerangajadimewek #kalimatterakhirpenghancurmood

-Arya & Novrizal
Bapak-Bapak kormanit se-Wonogiri lainnya yang luar biasa.

- Bu Win dan kaw
- Bapak-Bapak Perangkat Desa
- Keluarga “Asuh”
- Bu Sri
- Pemda di Wonogiri
-

  1. Yusakti Rizki Bramantyo
Penasaran nggak sama kormanit yang selalu disebut dari awal hingga akhir? Yak! Orang inilah kormanitnya! Alias mimin blog ini hahaha. Gak enak banget yak endingnya ternyata malah mimin hehe. Keliatan bangga banget ya jadi kormanit?! Padahal mimin adalah anggota KKN yang diperbudak untuk menjadi kormanit. Ga deng hehe. Awal cerita, Yusakti telah membayangkan banyak rencana untuk dilakukan ketika KKN. Tetapi kenyataannya membuktikan bahwa tidak ada rencananya yang tercapai. Mungkin karena rencananya sangat self-centered, dan kurang mencerminkan kepribadian yang seharusnya dimiliki seorang kormanit alias mengabdikan diri kepada masyarakat dan juga anggota-anggotanya. Sok bijak yew. Rencananya mulai dari mencuci baju sendiri, mempunyai beberapa rancangan proker yang kelewat ambisius (atau cuma justifikasi aja biar ngga jelek-jelek banget ya?), menurunkan berat badan, membaca referensi skripsi, memulai menyusun proposal skripsi, dan lain sebagainya. Tapi semua rencana itu tidak ada yang berhasil. Hal itu disebabkan karena hari-hari hanya dibayangi dengan kabar-kabar burung yang berseliweran mengenai sidak Bapak Ibu Korwil Jawa Tengah yang secepat kilat dan bahkan bisa di depan pondokan saudara sekalian, bahkan ketika baru saja dibayangkan. Gak juga deng. Alesan aja Yusakti ini.

-epilog-
Yhaaa mungkin inilah berkah dari pondokan yang cuma dua rumah aja dan berdekatan banget. Jadinya mimin bisa nulis sepuanjanggg ini dan semahfum itu atas aib, eh maksudnya cerita dari 30 orang di tim KKN Bugelan. Apalagi kita selalu ketemu satu sama lain setidaknya tiga kali sehari pas makan pagi, makan siang, dan  makan malam, dan jangan lupa dikalikan 56 hari pelaksanaan KKN plus masa persiapan KKN dan pasca-KKN-nya. Ringkasan dari KKN mungkin bisa digambarin sama snapgram di bawah ini:


Mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan postingan ini. Mohon maaf juga atas inkosistensi penggunaan gaya bahasa penulisan, karena jujur BENERAN CUAPEEE CUY nulisnya. Mungkin kalau ada kesempatan, atau lebih tepatnya kemauan, mimin bakal mengedit postingan ini biar lebih enak dibaca. Oh iya, kalau teman-teman KKN Bugelan baca ini dan ingin menyumbangkan aib diri sendiri atau orang lain, eh maksudnya cerita yak, yempon salah mulu dah, emang bakat lambe turah. Monggo langsung saja menghubungi saya melalui kanal-kanal yang sudah tersedia hehehe. Tulisan ini tentunya sebagai cara mimin untuk recalling memories, biar gak kelupaan gitu aja kenangan dan perjuangan dengan kawan-kawan dan warga selama 2 bulan+++ itu. Semoga Bugelan semakin jaya!